KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo di Yogyakarta mendorong penyedia jasa angkutan wisata jeep dan motor untuk memenuhi standar pelayanan yang lebih baik dalam meladeni wisatawan.
Harapan ini disampaikan dalam rangka Kulon Progo menghadapi banjir pengunjung di masa arus mudik lebaran.
Pemkab melalui Dinas Perhubungan pun mengecek secara langsung para penyedia jasa angkutan beserta jeep maupun motor mereka.
"(Hasilnya) ada yang layak jalan, ada yang tidak, misal: ada yang mati pajak sampai 3 tahun," kata Hera Suwanto, Kepala Bidang Angkutan dan Lalu Lintas Dishub Kulon Progo, Selasa (5/6/2018).
Baca juga: Geblek, Cireng Khas Kulon Progo
Angkutan wisata untuk lokasi-lokasi ekstrem diperkirakan akan menjadi salah satu yang paling disukai wisatawan nanti. Wisata ini merupakan salah satu minat khusus, terlebih memang banyak destinasi swakelola masyarakat muncul di daerah perbukitan Gunung Menoreh.
Beberapa lokasi wisata itu seperti Clereng, Watu Kodok di Kecamatan Lendah, ke Pinus di Ngglinggo, hingga Kalibiru dan Pulepayung. Lebih dari 100 kendaraan, utamanya jenis jeep, melayani pengunjung yang ingin melintasi jalanan ekstrem itu.
Baca juga: Segajih, Dusun di Kulon Progo Tempat Belajar Hidup ala Pedesaan
Dishub mengharapkan penyedia jasa bisa memberi layanan nyaman dan aman bagi wisatawan. Oleh karena itu Dishub memeriksa kelengkapan sebagian armada layanan angkutan wisata, utamanya jeep dan motor trail.
"Kita sambil mengimbau agar para pengemudi berpakaian rapi dan sopan, bersepatu, tidak menggunakan ponsel ketika berkendara, tidak merokok, tidak memacu kendaraan dengan cepat. Mereka sering lalai soal ini," kata Hera.
Pemerintah memprediksi puncak arus mudik terjadi di H-1 atau tanggal 14 Juni 2018. Sehari setelah hari raya diprediksi banyak wisatawan memanfaatkan liburan ke berbagai tempat wisata di Kulon Progo.
Selain mengecek kelayakan kendaraan, Dishub akan menempatkan personel di banyak titik rawan macet. Mereka juga memanfaatkan para warga yang mengelola wisata setempat.
Pihaknya pun tengah mengupayakan para penyedia jasa jip itu membentuk asosiasi agar bisa menerapkan standardisasi layanan.
Banyak yang bisa dilakukan dalam wadah asosiasi, mulai dari penerapan harga hingga soal asuransi bagi wisatawan. "Kita mendorong asosiasi terbentuk," kata Endah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.