BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Citi Indonesia

Biar Asyik, Begini Loh Cara Mengemas Oleh-oleh Saat Mudik

Kompas.com - 08/06/2018, 03:47 WIB
Haris Prahara,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih kurang seminggu lagi, Lebaran akan tiba. Itulah waktu tepat merayakan momen kemenangan bersama keluarga tercinta di kampung halaman.

Sewaktu pulang ke kampung halaman, tak jarang kita perlu membawa koper yang berat. Hal itu disebabkan kita mesti membawa banyak oleh-oleh untuk keluarga.

Ya, oleh-oleh memang telah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia. Menjadi tak sampai hati bila mudik tanpa membawa buah tangan.

Bisa-bisa, nanti dicap pelit oleh kerabat di kampung halaman. Ah, rasanya mudik malah jadi enggak asyik kalau seperti itu.

Biar mudik tetap nikmat tanpa perlu kesulitan membawa oleh-oleh, baiknya Anda perhatikan sejumlah kiat berikut ini, seperti dilansir Intisari Online, Jumat (1/7/2016): 

1. Bungkus ala kadar, rapi kemudian

Jika kita membawa oleh-oleh sebagai kado untuk teman atau kerabat, lebih baik jangan dulu dibungkus rapi. Sebab, di beberapa bandara, tak jarang petugas membuka bungkusan tersebut saat pemeriksaan keamanan.

Terlebih lagi, dewasa ini terjadi sejumlah kasus gangguan keamanan di Tanah Air dan membuat pemeriksaan penumpang serta barang bawaannya menjadi lebih ketat.

Karena itulah, alangkah baiknya membungkus oleh-oleh ketika sudah sampai di tujuan. Untuk sementara bungkuslah ala kadarnya, bisa menggunakan kertas atau plastik.

2. Siapkan bubble wrap untuk pelapis

Apabila Anda membawa oleh-oleh berupa barang pecah belah seperti vas atau piring keramik, ada cara khusus yang untuk mengemasnya.

Bungkuslah barang tersebut menggunakan plastik gelembung (bubble wrap), kemudian selipkan di antara pakaian dalam koper.

Ilustrasi bubble wrapSHUTTERSTOCK Ilustrasi bubble wrap
Sebisa mungkin pastikan seluruh bagian benda pecah belah tersebut tertutup pakaian, baik di bagian atas, bawah, kiri, dan kanan.

3. Jangan sampai oleh-oleh musnah

Tatkala membawa oleh-oleh berupa barang berharga, sebaiknya hindarkan menyimpannya di dalam bagasi. Bawalah benda tersebut di dalam kabin.

Ingat pepatah bijak, cegahlah suatu peristiwa tidak diharapkan sebelum betul-betul terjadi. Kita bisa berkaca pada kasus teranyar, yang mana sedikitnya 10 koper lenyap di salah satu bandara terbesar di Indonesia, Soekarno-Hatta.

Beruntung, pelaku yang masih duduk di kelas 3 sekolah menengah pertama (SMP) itu berhasil ditangkap pihak kepolisian (Kompas.com, Minggu, 27/5/2018).

Berkaca dari peristiwa itu, petiklah pelajaran bahwa menaruh barang berharga dalam bagasi selayaknya tidak dilakukan.

Namun, apabila ukuran barangnya cukup besar, bawalah satu tas khusus untuk disimpan di bawah kursi pesawat. Hal tersebut paling tidak bisa meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kehilangan.

4. Perhatikan, ada barang wajib bagasi

Bila sebelumnya Anda disarankan menyimpan barang berharga dalam kabin maka ada pula oleh-oleh yang justru sebaliknya. 

Terdapat sejumlah barang yang dilarang masuk kabin, misalnya mainan berbentuk mirip senjata, cairan lebih dari 100 mililiter, serta benda-benda tajam.

Apabila Anda membawa oleh-oleh seperti jenis di atas, mau tak mau Anda mesti memasukkannya ke dalam bagasi.

Ilustrasi koperSHUTTERSTOCK Ilustrasi koper
Bila memang oleh-oleh yang Anda bawa berjumlah banyak dan sebagian di antaranya mesti masuk dalam bagasi, tak perlu khawatir. Sebab, kini hadir sejumlah layanan bagasi ekstra tanpa biaya. 

Misalnya, dengan memanfaatkan Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi. Dengan alat pembayaran itu, Anda bisa mendapat bagasi tambahan gratis hingga 20 kilogram. 

Anda pun dapat membawa oleh-oleh segudang bagi keluarga di kampung halaman, tanpa perlu mengeluarkan kocek dalam-dalam untuk bagasi!

Adapun cara mengajukan Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi dapat dilakukan secara daring di sini dan Anda berpeluang mendapatkan bonus 12.500 GarudaMiles serta potongan harga tiket pesawat hingga 50 persen.

Untuk informasi selengkapnya, silakan mengeklik tautan berikut ini.

Baca tentang

Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com