SUKABUMI, KOMPAS.com - Anda yang ingin menikmati indahnya taman bumi atau geopark di Ciletuh, Sukabumi, kini bisa melewati jalur baru dengan pemandangan yang memesona.
Hampir sepanjang 33 kilometer, pengendara disuguhan pemandangan birunya Teluk Ciletuh, hijaunya perbukitan, dan beberapa air terjun yang terasa menyegarkan mata.
Guratan senja kala itu menemani KompasTravel menjajal jalur baru untuk beranjak pulang dari Geopark Ciletuh ke arah Bogor, Sabtu (23/6/2018).
Perjalanan pulang dimulai dari pusat Geopark Ciletuh, yaitu Pantai Palangpang. Dari sana, titik poin kedua ialah Puncak Darma di Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, terlihat lekukan Teluk Ciletuh yang bersanding dengan birunya laut selatan.
Anda bisa memarkirkan kendaraan sebentar di tempat aman, dan berfoto di jembatannya berlatar curug tersebut. Namun jika malam harinya hujan deras, air curug dan sungai berubah jadi cokelat.
Baca juga: Petunjuk Arah Menuju ke Geopark Ciletuh via Jalan Baru
Lepas dari Puncak Darma, KompasTravel menuju titik poin selanjutnya yaitu daerah Cisaar. Di sini pemandangan yang disuguhkan tidak kalah menawan.
Sepanjang jalan desa ini terbentang birunya air laut yang menerpa bibir Pantai Cisaar. Daerah pantai di sini termasuk yang sepi pengunjung sehingga pemandangannya benar-benar bersih.
Sensasi jalan menuju ke daerah Cisaar cukup menantang, terdapat banyak kelokan, tanjakan, dan turunan curam. Di setiap kelokan curam Anda harus membunyikan klakson, guna memberi pertanda kendaraan dari lawan arah yang belum terlihat.
Begitupun saat melewati tanjakan curam. Jalan seolah terputus karena turunan belum terlihat, maka pengendara disarankan membunyikan klakson.
Baca juga: Panduan Transportasi Menuju Geopark Ciletuh dengan Kendaraan Umum
Tak jarang terlihat motor klasik yang tidak kuat menanjak, ataupun mobil yang harus menanjak dengan zig-zag untuk menambah tenaga saat tanjakan.
Namun hampir semua sisi jalan telah diamankan dengan pembatas besi, agar kendaraan yang lepas kendali, tidak masuk jurang.
Setelah Puncak Darma, ada Bukit Panieungan, Puncak Gebang, Puncak Aher, dan masih banyak puncak yang belum dikelola dan diberi nama.