BERLIN, KOMPAS.com - Dubes RI untuk Republik Federasi Jerman, Arif Havas Oegroseno merasa tertantang untuk meningkatkan kunjungan turis Jerman ke Indonesia.
Berbincang-bincang dengan KompasTravel dan Koran Sindo, Minggu (24/6/2018) dalam perjalanan dari Bandara Tegel Berlin sampai ke Wisma KBRI, Arif Havas Oegroseno membeberkan permasalahan yang selama ini menghambat kedatangan wisatawan Jerman ke Tanah Air.
Arif Havas Oegroseno dilantik sebagai Dubes RI untuk Jerman oleh Presiden Joko Widodo pada Februari 2018 di Istana Negara bersama para dubes baru lainnya.
Selasa (8/5/2018), Dubes Oegroseno menyerahkan Surat Kepercayaan (Credentials) kepada Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Bellevue.
Baca juga: Merasakan Terbang 12 Jam Nonstop Singapura-Berlin Bersama Scoot
Berbicara masalah pariwisata, Dubes Oegroseno telah berbicara dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kunjungan turis Jerman ke Indonesia.
Padahal Thailand menerima 700.000 turis Jerman setahun. "Thailand memiliki penerbangan langsung, demikian juga Singapura, Filipina, dan Vietnam. Sekarang Vietnam mengejar kita," katanya.
"Argumentasi yang menyebut letak Indonesia jauh dari Jerman itu tak penting, karena turis Jerman juga banyak ke Meksiko dan Brasil," sambung laki-laki yang mulai karirnya sebagai diplomat pada tahun 1986 ini.
Baca juga: Setelah Athena dan Honolulu, Scoot Kini Terbang ke Berlin
Selain Thailand, Indonesia saat ini bersaing dengan negara-negara Asia lainnya dalam menarik wisatawan asal Jerman, termasuk antara lain India, China, Singapura, Vietnam, dan Malaysia.
Statistik Kementerian Pariwisata RI mencatat bahwa terdapat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Jerman ke Indonesia, yaitu sebanyak 260.586 orang di tahun 2017, dari yang sebelumnya 231.000 orang (2016), 201.202 orang (2015), 184.463 orang (2014), dan 173.470 orang (2013).
Baca juga: Yuk Jelajahi Sisi Lain Kota Berlin
Mereka tinggal rata-rata selama seminggu, usia mereka di atas 50 tahun. "Bayangkan kalau angka kunjungan wisatawan sekitar 300 ribu itu dikalikan 2.500 dollar AS. Spending itu penting," ujarnya.
Tak mau terus berkutat dengan masalah tidak adanya penerbangan langsung dari Jerman ke Indonesia, Dubes Oegroseno mengubah strategi.
Baca juga: Meski Dekat Australia, Namun Turis Jerman Paling Banyak ke NTT
Pameran budaya bukannya tak penting tetapi dikurangi. Kini dia menggenjot promosi pariwisata Indonesia dengan pemasangan iklan di bus-bus.
"Saya coba pasang iklan di airport dan di kota tertentu saat ada event. Misal tanggal 27 September sampai 6 Oktober ada Oktoberfest yakni pesta minum bir di Munchen. Puluhan juta orang akan datang ke sana. Kita pasang iklan di Munchen, pasang iklan di airport dan bus pada bulan itu," paparnya.