JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah pencabutan larangan terbang atas semua maskapai Indonesia yang diumumkan ASC bersama EASA pada 14 Juni 2018, berbagai maskapai nasional mulai melirik destinasi Eropa, tak terkecuali Garuda Indonesia.
Direktur Kargo & Niaga Internasional Garuda Indonesia, Sigit Muhartono mengatakan pasca pengumuman tersebut Garuda Indonesia mulai mengkaji beberapa destinasi Eropa salah satunya Paris.
"Ada kemungkinan ke Paris, sementara ini kita baru menerbangkan lewat Skyteam, perencanaan tercepat, paling agresif di akhir tahun ini," kata Sigit Muhartono usai menerima penghargaan Trip Advisor di Kantor Garuda Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Baca juga: Penerbangan Langsung Efektif Menarik Turis Jerman ke Indonesia
Setelah Amsterdam dan London dengan sekitar 500.000 penumpang dalam setahun, Garuda Indonesia melirik Bandara Charles de Gaulle Paris, Perancis. Pihak Garuda Indonesia menilai destinasi tersebut merupakan salah satu pintu besar Eropa selain Amsterdam.
Baca juga: 16 Bus Wonderful Indonesia Mondar-mandir di Paris
Ia menilai probabilitas atau kemungkinan peluangnya untuk membuka di Paris, Perancis paling tinggi diantara yang lain, dari pariwisata maupun bisnis.
"Dari pariwisata, sudah nggak asing lagi banyak travel (tour travel) dari kita atau pun dunia kalau masuk ke Eropa polanya masuk dan keluar itu berbeda, jadi kita sudah punya Amsterdam," ujarnya.
Selain Paris, Perancis, Jerman juga patut untuk dipertimbangkan. Namun, peluang lebih terbuka di Paris, Perancis. "Kalau Jerman bagus, tapi sampai saat ini yang dilihat major untuk visa tersebut masik Paris, Perancis," kata Sigit.
Penerbangan Jakarta-London dibuka 3 kali dalam seminggu, sementara penerbangan Jakarta-Amsterdam dibuka 6 kali seminggu.