Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan BI Lhokseumawe, Ini Kendala Pengembangan Pariwisata Aceh

Kompas.com - 18/07/2018, 17:22 WIB
Masriadi ,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Bank Indonesia memetakan kendala pengembangan obyek wisata di Provinsi Aceh.

Berdasarkan temuan dari diskusi terbatas yang digelar Bank Indonesia Lhokseumawe baru-baru ini ditemukan hambatan pengembangan pariwisata yakni akses pendukung seperti toilet, penginapan dan sarana ibadah untuk wisatawan.

“Kendala lain yang diungkapkan oleh pelaku wisata di wilayah BI Lhokseumawe yaitu minimnya sumber daya manusia pengelola pariwisata yang profesional. Banyak tempat wisata yang dikelola sendiri oleh masyarakat yang tidak begitu terbuka terhadap orang asing dan memberikan tarif layanan yang berbeda-beda,” kata Kepala BI Lhokseumawe, Yufrizal, Rabu (18/7/2018).

Baca juga: Tarik Turis, Aceh Siapkan Lebih dari 100 Atraksi Wisata Alam dan Budaya

Menurut Yufrizal, temuan itu diharapkan dapat diatasi bersama oleh pemerintah kabupaten/kota di Aceh. Misalnya, dengan mendirikan kelompok sadar wisata, membangun sarana dan prasarana pendukung, serta mempromosikan wisata halal dalam dan luar negeri.

Kapal wisata bersandar di Pantai Iboih, Sabang, Aceh, Selasa (26/4/2016). Sabang menjadi salah satu andalan Provinsi Aceh untuk menarik minat kunjungan wisatawan. Namun, obyek wisata di Sabang dianggap belum banyak variasi, yakni hanya mengenai laut, seperti pantai dan bawah laut. Kondisi ini membuat kunjungan wisatawan cenderung singkat, yakni rata-rata 2-3 hari.KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH Kapal wisata bersandar di Pantai Iboih, Sabang, Aceh, Selasa (26/4/2016). Sabang menjadi salah satu andalan Provinsi Aceh untuk menarik minat kunjungan wisatawan. Namun, obyek wisata di Sabang dianggap belum banyak variasi, yakni hanya mengenai laut, seperti pantai dan bawah laut. Kondisi ini membuat kunjungan wisatawan cenderung singkat, yakni rata-rata 2-3 hari.
“Anggaran wisata ini juga patut menjadi perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Aceh dan pemerintah pusat,” katanya.

Sejauh ini, angka kunjungan wisatawan ke Aceh masih sangat minim. Yufrizal menyebutkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB Provinsi Aceh pada tahun 2017 sebesar Rp 146 triliun meningkat dari tahun 2016 sebesar Rp 137 triliun.

Pangsa sektor pariwisata dalam PDRB sebesar 2,69 persen pada tahun 2016 dan 2,91 persen pada tahun 2017. Pangsa tersebut masih sangat rendah mengingat banyaknya potensi pariwisata Provinsi Aceh yang dapat dikembangkan.

Padahal, lanjut Yufrizal, Aceh memiliki daya tarik potensi wisata luar biasa indah seperti wisata alam air terjun 7 bidadari di Aceh Utara, Danau Laut Tawar dan Situs Prasejarah Homo Sapiens di Aceh Tengah, serta Hutan Mangrove di Langsa.

Para pelancong kapal pesiar MS Seabourn Encore mencoba menaiki becak motor, saat bersandar di Pelabuhan Teluk Sabang, Dermaga Container Terminal (CT) 3 yang berada di Gampong Kuta Timu, Sukakarya, Kota Sabang, Selasa (27/3/2018). Kapal pesiar yang mengangkut 552 wisatawan mancanegara dan 423 kru kapal itu sebelumnya menempuh perjalanan dari Phuket, Thailand dan akan kembali melanjutkan perjalanan wisata menuju Colombo, Sri Lanka.KOMPAS.com/RAJA UMAR Para pelancong kapal pesiar MS Seabourn Encore mencoba menaiki becak motor, saat bersandar di Pelabuhan Teluk Sabang, Dermaga Container Terminal (CT) 3 yang berada di Gampong Kuta Timu, Sukakarya, Kota Sabang, Selasa (27/3/2018). Kapal pesiar yang mengangkut 552 wisatawan mancanegara dan 423 kru kapal itu sebelumnya menempuh perjalanan dari Phuket, Thailand dan akan kembali melanjutkan perjalanan wisata menuju Colombo, Sri Lanka.
Obyek wisata buatan antara lain Rumah Cut Meutia di Aceh Utara dan Rumah Aceh di Kota Langsa yang telah berusia sekitar 300 tahun.

“Namun, jumlah wisatawan mancanegara masih sangat sedikit dan mayoritas wisatawan lokal. Ini harus menjadi perhatian kita semua,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com