JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga jam berkendara dari Taipe ke jantung Taiwan, sampailah di Formosan Aboriginal Culture Village di Nantou. Sebuah obyek wisata budaya yang dibangun pada 1986.
"Taiwan itu pulau, semua daerahnya memiliki pantai. Cuma Nantou ini saja yang tidak ada pantainya," kata tour leader saat kunjungan KompasTravel ke Taiwan, di Nantou, Selasa (10/7/2018).
Baca juga: Kisah Buah Pinang dan Etalase Perempuan di Taiwan
Memiliki luas 62 hektar, Formosan Aboriginal Culture Village didedikasikan sebagai museum di ruang terbuka. Di sini wisatawan dapat melihat kehidupan dan rumah dari suku asli Taiwan.
"Suku asli Taiwan ada 16, suku Austronesia. Suku ini beda dengan suku asli China daratan. Mungkin saja kita bersaudara, nenek moyang kita sama," kata pemandu wisata di Formosan Aboriginal Culture Village, Lu.
Lu membawa kami ke contoh rumah Suku Paiwan yang dibangun kembali.
"Mirip rumah adat Batak ya," kata satu perserta Indonesia. Kemiripan tampak dari hiasan ukiran rumah, pemilihan warna, dan kehidupan yang mirip dengan suku-suku asli Indonesia. Pengobatan tardisional, peran ksatria, dan kepala suku.
Baca juga: Menjajal Wahana Rumah Hantu di Taiwan, Seseram Apa?
Seperti Suku Amis yang menyebut kata empat dengan sepat, lima dengan lima, enam dengan enem, dan sepuluh dengan poloh.
"Ya ampun, benar kita saudara," kata Lu.
Lu menyebutkan percontohan rumah dan kehidupan suku asli Taiwan berdasarkan catatan antropologis dari Jepang pada 1930-40an.
Transportasi disediakan oleh pihak Formosan Aboriginal Culture Village, begitu pula dengan restoran dengan sajian halal, toko souvenir, penyewaan busana adat, dan berbagai fasilitas penunjang lainnya.
Biaya masuk Formosan Aboriginal Culture Village adalah 850 New Taiwan Dollar atau setara Rp 425.000 untuk orang dewasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.