Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Arti Lukisan Abstrak dari Tikar Mendong

Kompas.com - 22/07/2018, 18:00 WIB
Andi Hartik,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Dari kejauhan, lukisan itu tidak jauh beda dari lukisan abstrak pada umumnya. Warna yang tampak mencerminkan cerita yang ingin disampaikan oleh sang pelukis.

Namun jika diamati lebih dekat, perbedaannya akan terlihat. Ayaman daun mendong terlihat dibalik warna lukisan. Ya, lukisan yang terpajang di itu adalah karya Sulaiman atau Leeman itu menggunakan media tikar dari mendong.

Beragam lukisan itu dipamerkan di gedung Dewan Kesenian Malang (DKM) Kota Malang, Sabtu (21/7/2018). Terdapat empat lukisan yang menggunakan media tikar mendong. Sedangkan lukisan yang lainnya menggunakan media kain kanvas.

"Saya sudah sering melukis memakai tikar mendong," kata Leeman.

Pelukis berusia 52 tahun asal Sawojajar, Kota Malang itu memiliki alasan tersendiri melukis di atas tikar mendong. Selain untuk keperluan artistik, melukis di atas tikar mendong juga dimaksudkan untuk melestarikan budaya yang mulai punah.

Leeman mengatakan, penggunaan tikar mendong berangsur mulai ditinggalkan. Hal itu disebabkan oleh aneka alas yang lebih praktis untuk didapatkan.

"Untuk mengangkat budaya yang lama. Kan sekarang tikar mendong sudah berkurang," katanya.

Bagi Leeman, tikar mendong memiliki banyak arti. Salah satunya adalah sebagai simbol kebersamaan. Menurutnya, tikar mendong dulu dipakai sebagai alas saat menggelar rapat atau sekedar untuk berkumpul.

"Rapat kalau dulu pakai mendong. Itu sebagai arti kebersamaan," jelasnya.

Selain itu, tikar mendong juga kerap dipakai untuk alas tatkala menguburkan orang meninggal. Orang pindah rumah pun, yang dibawa pertama kali adalah tikar mendong.

"Mengubur orang meninggal kan pakai tikar juga. Orang pindahan rumah bawa tikar. Itu mengingatkan pada arti kehidupan manusia," ungkapnya.

Leeman mengatakan, karirnya sebagai pelukis berawal dari saat dirinya bekerja untuk sebuah perusahaan rokok. Ketika itu, Leeman dikontrak untuk melukis baliho.

Seiring berkembangnya waktu, tenaganya sudah tidak terpakai lagi. Banyak perusahaan mulai mengandalkan printer.

Leeman lalu mengekspresikan keterampilannya degan melukis mandiri sejak tahun 1990-an. Karir Leeman sebagai pelukis terus berlanjut sampai dia menemukan cara untuk melukis di atas tikar mendong.

Bagi Leeman, melukis di atas tikar mendong tidak ada bedanya dengan melukis di atas kain kanvas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com