Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi "Somsom", Ketika Warga Raja Ampat Memohon Izin pada Alam

Kompas.com - 25/07/2018, 19:23 WIB
Sherly Puspita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

TELUK MAYLIBIT, KOMPAS.com - Sejumlah wanita dan pria paruh baya berdiri di ujung jalan Warengkris, Distrik Teluk Maylibit, Raja Ampat siang tadi, Rabu (25/7/2018).

Mereka mengenakan kain batik sebagai pelengkap busana dan mulai memperagakan gerakan Tari Salahe diiringi tabuhan gendang khas Papua bernama tifa.

Tak berhenti di situ, di depan kawasan, sejumlah bocah Papua berdiri dengan pakaian adat dan mulai menari. Tarian anak-anak tersebut dilanjutkan dengan tarian tiga tetua adat yang disebut Tari Wor.

Tarian-tarian tersebut digunakan untuk menyambut Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati yang akan mengikuti prosesi adat Somsom di pelataran kawasan wisata Air Terjun Warengkris.

"Kami akan menggelar festival geopark Raja Ampat setiap tahun dimulai tahun ini. Oleh sebab itu kami akan memohon izin dahulu kepada alam secara simbolis lewat prosesi somsom," ujar Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati, Rabu (25/7/2018).

Tarian anak-anak Warengkris, Distrik Teluk Maylibit, Raja Ampat dalam rangkaian prosesi Somsom menyambut festival geopark Raja Ampat dan kirab obor Asian Games 2018, Rabu (25/7/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Tarian anak-anak Warengkris, Distrik Teluk Maylibit, Raja Ampat dalam rangkaian prosesi Somsom menyambut festival geopark Raja Ampat dan kirab obor Asian Games 2018, Rabu (25/7/2018).

Bupati dan jajarannya kemudian duduk melingkar di atas tikar yang terbuat dari daun sagu.

Tiga orang tetua adat duduk bersila di hadapan para pejabat daerah dengan membawa sebatang kayu lengkap dengan ranting-rantingnya yang dihias dengan cat warna putih dan dihiasi dengan potongan-potongan kain.

Di sinilah bagian terpenting dari prosesi somsom.

Tetua adat pertama menyenandungkan lagu khas Papua. Disusul penyampaian harapan-harapan warga adat oleh tetua adat kedua dan ketiga.

Mereka berharap melalui festival geopark yang nantinya akan digelar secara rutin setiap tahunnya akan mendatangkan anugerah kemakmuran bagi warga Raja Ampat.

Mereka berharap alam memberikan restu pada setiap langkah pemerintah Raja Ampat untuk memajukan perekonomian daerah.

Upacara somsom kemudian ditutup dengan doa dan ucapan syukur.

Prosesi Somsom warga Warengkris, Distrik Teluk Maylibit, Raja Ampat menyambut festival geopark Raja Ampat dan kirab obor Asian Games 2018, Rabu (25/7/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Prosesi Somsom warga Warengkris, Distrik Teluk Maylibit, Raja Ampat menyambut festival geopark Raja Ampat dan kirab obor Asian Games 2018, Rabu (25/7/2018).

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat menggelar festival geopark pada 25 hingga 27 Juli 2018. Festival ini merupakan festival geopark pertama yang digelar di Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Adapun kawasan Raja Ampat telah ditetapkan sebagai kawasan geopark atau taman bumi nasional sejak November 2017 oleh Kementerian Kemaritiman RI.

"Baru tahun ini kami menyelenggarakan festival geopark. Kami berharap festival ini juga dapat menjadi ajang promosi pesona wisata karst Raja Ampat yang dapat memajukan perekonomian daerah," ujar Abdul ketika ditemui di Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (25/7/2018).

Festival ini dipusatkan di kawasan pantai Waisai Torang Cinta (WTC) yang letaknya tak jauh dari Pelabuhan Waisai.

Sejumlah stand yang memamerkan pesona alam dan kekayaan budaya Raja Ampat berjajar di pelataran pantai WTC.

Ditemui di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat Yusdi N. Lamatenggo mengatakan festival geopark ini digelar sebagai rangkaian acara kirab obor atau torch relay Asian Games 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com