Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Gelombang Tinggi, Gunungkidul Akan Tata Kawasan Wisata Pantai

Kompas.com - 31/07/2018, 12:05 WIB
Markus Yuwono,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta bakal menata wilayah pantai pasca gelombang tinggi laut selatan yang menerpa pesisir Gunungkidul. Seluruh lapak yang selama ini menutupi pantai tidak boleh lagi dibangun, dan akan dipindah ke tanah Sultan Ground.

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, pasca gelombang tinggi dirinya sudah melakukan pemantauan sendiri terkait kerusakan yang ditimbulkan. Diketahui hampir seluruh wilayah pantai yang selama ini menjadi andalan tujuan wisatawan rusak.

Untuk itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk mempertahankan menjadi tujuan wisata terkemuka dan berbudaya.

"Sekarang kabupaten Gunungkidul sudah aman," kata Badingan pada Senin (30/7/2018)

Dia mengakui akibat gelombang tinggi ratusan bangunan yang berada dibibir pantai rusak parah. Hal ini lantaran bangunan tersebut ada di sepadan pantai sehingga saat gelombang tinggi dihantam gelombang.

Untuk itu, pihaknya berkomunikasi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait relokasi para pedagang yang selama ini menempati sepadan pantai.

"Mengingat masyarakat butuh makan, dan membiayai anak sekolah, mereka tetap boleh mendirikan tetapi tidak boleh di bibir pantai. Tidak boleh pantai ditutupi gazebo atau rumah makan, jadi pantai harus luas pandangan harus terbuka ke selatan,"ucapnya

Badingah mengatakan, pihaknya memperbolehkan masyarakat untuk mendirikan gazebo atau rumah makan, tetapi harus mundur ke belakang.

"Bisa didirikan harus bergeser ke belakang namun harus ada perjanjian dengan pemerintah kabupaten Gunungkidul itu (bangunan) sifatnya hanya sementara, sewaktu-waktu pemerintah kabupaten Gunungkidul bisa menyiapkan lahan nanti kerjasama dengan danais, masyarakat tidak boleh menuntut ganti rugi (saat dipindahkan)," katanya

Relawan memantau ombak di Pantai Drini, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (24/7/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak gelombang tinggi akan terjadi di perairan selatan Indonesia pada tanggal 24 (dini hari) hingga 25 Juli 2018 dengan ketinggian ombak mencapai enam meter.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Relawan memantau ombak di Pantai Drini, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (24/7/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak gelombang tinggi akan terjadi di perairan selatan Indonesia pada tanggal 24 (dini hari) hingga 25 Juli 2018 dengan ketinggian ombak mencapai enam meter.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Asti Wijayanti mengatakan, penataan lapak milik warga ini akan dilakukan secara bertahap. Terutama yang selama ini menempati wilayah pasiran pantai.

"Momentum ini akan kita manfaatkan untuk penataan kawasan pantai, arena hampir setiap tahun gelombang tinggi menerjang kawasan selatan Gunungkidul," katanya

Dia mengakui adanya informasi mengenai gelombang tinggi menurunkan kunjungan wisatawan. Adapun data akhir pekan 28-30 Juli 2018 hanya 11.750 wisatawan. Padahal hari normal, setiap akhir pekan setiap harinya sekitar 10 ribuan pengunjung datang ke kawasan pantai.

"Sekarang pantai aman dikunjungi, kemarin banyak yang membatalkan karena informasi mengenai gelombang tinggi. Padahal, dampak gelombang tinggi hanya saat gelombang puncaknya, setelah itu masyarakat gotong royong membersihkan,"ucapnya.

Asty mengatakan jika masyarakat membangun bangunan area pasiran sehingga saat gelombang tinggi akan terkena dampaknya.

"Untuk penataan kita akan melihat menyesuaikan Sumber dana dan SDM (Sumber daya Manusia). Seperti sepanjang dulu, Drini dulu. Untuk Pantai Baron sudah ada anggaran. Ngarso Dalem (Sultan Hamengku Buwono X/ Gubernur DIY) sudah menyanggupi anggaran dari danais. Pengennya secepatnya tetapi tergantung dari dana, dan SDM," ucapnya

Perlu diketahui, Gelombang tinggi menerjang hampir seluruh wilayah kawasan pantai Gunungkidul. Puncaknya pada Rabu (25/7/2018) dini hari yang merusak ratusan bangunan yang ada dipinggir pantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com