Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepotong Sejarah Hotel Indonesia, Dibangun Karena Asian Games

Kompas.com - 02/08/2018, 12:15 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia pernah jadi tuan rumah Asian Games keempat pada tahun 1962. Kala itu Presiden RI Soekarno menggagas pembangunan stadion, tugu, dan hotel untuk Asian Games.

Pembangunan itu menjadi kontroversi. Kala Indonesia belum lama merdeka dan keuangan negara masih morat-marit, pembangunan stadion, tugu, dan hotel dianggap sebagai pemborosan.

Sampai mencuatlah sebutan 'Proyek Mercusuar', bangunan-bangunan megah yang digagas oleh Soekarno sengaja untuk mencuri perhatian dunia. Salah satunya yang masih ada dan terus beroperasional sampai sekarang adalah Hotel Indonesia.

Hotel Indonesia dibangun di pusat Jakarta menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, dirancang oleh arsitek asal Amerika Serikat Abel Sorensen dan istrinya, Wendy. Hotel ini dibangun dengan konsep modern minimalis menggabungkan nuansa Sumatera Barat.

Untuk zaman 1960-an, hotel dengan gedung berdenah bentuk T ini jelas bangunan yang luar biasa megah. Tercatat sebagai hotel bintang lima pertama di Indonesia. Apalagi fasilitas seperti elevator saat itu pertama kali hadir di Hotel Indonesia, belum lagi klub dansa, dan kolam renang terbuka. 

Presiden RI Soekarno menggunting pita pembukaan Hotel Indonesia (5/8/1962).Dok.Hotel Indonesia Presiden RI Soekarno menggunting pita pembukaan Hotel Indonesia (5/8/1962).
"Pertama kali dibuka Hotel Indonesia 5 Agustus 1962. Ada Ganesha Wing dengan delapan lantai dan Ramayana Wing dengan 16 lantai," jelas Public Relations Executive Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Ananda Wondo ditemui di Restoran Signature, Jakarta, Rabu (1/8/2017).

Hotel Indonesia selain menjadi akomodasi atlet dan perwakilan negara Asian Games, disebutkan Ananda juga ditujukan sebagai identitas Indonesia dan pusat informasi wisata  bagi para wisatawan asing.

Dahulu, Hotel Indonesia ada begitu banyak seni rupa terkait Indonesia. Ada patung, lukisan, relief, sampai mosaik dinding yang semuanya menggambarkan keindahan Indonesia.

Pada perkembangannya Hotel Indonesia juga menjadi tempat menginap tamu negara yang berkunjung ke Indonesia. Hotel Indonesia juga melahirkan bintang televisi ternama Indonesia, dari sekedar manggung hingga jadi tenar. 

Tahun 1993 Hotel Indonesia ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Pemda DKI Jakarta. Penampakan depan Hotel Indonesia tidak boleh diubah baik bentuk maupun warna cat.

Hotel Indonesia Kini

Menginap di Hotel Indonesia bisa dibilang menginap di hotel bersejarah. Dari 406 kamar, kini dilebarkan menjadi 289 kamar. Beberapa memorabilia yang berhubungan dengan pembukaan Hotel Indonesia dapat dilihat langsung oleh para tamu.

Hotel Indonesia Kempinski. Dok.Hotel Indonesia Kempinski Hotel Indonesia Kempinski.
Tamu hotel bisa melihat gunting yang dipakai Soekarno untuk menggunting pita peresmian Hotel Indonesia, peralatan makan yang digunakan saat pembukaan Hotel Indonesia, Plataran Ramayana yang dulu adalah Restoran Ramayana, lokasi peresmian Hotel Indonesia, dan golden book alias buku para tamu penting menulis testimoni.

Berbagai seni rupa  yang dari dinuma juga masih ada di Hotel Indonesia yang dikelola oleh Kempinski kini.

Merayakan sejarah, pada Asian Games 2018 Hotel Indonesia berinisiasi menyelenggarakan Sport Exhibition dari 15 Agustus - 2 September 2018. Pameran menampilkan memorabilia bersejarah dari Hotel Indoenesia, sekaligus atlet dari Asian Games 1962.

Pameran ini rencananya akan diselenggarakan di lobi hotel dan terbuka untuk umum, tidak hanya untuk tamu. Inilah saat yang tepat untuk melihat proyek kontroversi yang kini menjadi salah satu 'landmark' dari Kota Jakarta. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com