Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Citra Pariwisata Indonesia di Tengah Bencana

Kompas.com - 08/08/2018, 14:18 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua kantung pariwisata Indonesia dilanda bencana pada waktu yang hampir bersamaan, yaitu erupsi Gunung Agung di Bali dan gempa bumi di Lombok. Di tengah bencana, bagaimana membangun citra pariwisata Indonesia?

"Bencana bisa terjadi di mana saja, ada kerusuhan, kegagalan teknologi seperti pesawat jatuh, demonstrasi, juga terorisme. Terpenting adalah bagaimana kita secara cepat melakukan sesuatu," jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya saat ditemui di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Arief mengatakane tugas Kementerian Pariwisata paling utama adalah memberikan informasi terbaru secara terus menerus dan jujur.

"Sesekali harus keluarkan official statement," jelas Arief.

Baca juga: BNPB: Wisatawan Jangan Cemas, Bali dan Lombok Selatan Aman Dikunjungi

Menurut Arief informasi tidak hanya penting bagi wisatawan, tetapi juga bagi negara asal wisatawan tersebut.

Kedua, Arief menyebutkan pemerintah wajib melakukan penanganan terhadap wisatawan. Misalnya memberi pelayanan sampai wisatawan dapat berada di lokasi kondusif dan memenuhi kebutuhan dasarnya.

Wisatawan mancanegara membawa barang bawaanya menuju bus setelah tiba di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/8/2018). Wisatawan, pekerja, dan warga dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno menuju Pelabuhan Bangsal untuk diberangkat ke Kota Mataram pascagempa Lombok hari kedua.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Wisatawan mancanegara membawa barang bawaanya menuju bus setelah tiba di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/8/2018). Wisatawan, pekerja, dan warga dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno menuju Pelabuhan Bangsal untuk diberangkat ke Kota Mataram pascagempa Lombok hari kedua.

"Friend in need is a friend indeed. Teman sejati ada saat dibutuhkan. Saya belajar akan service excellency (pelayanan prima). Orang-orang bisa surprise jika kita memberi pelayanan yang lebih, memberi kesan mendalam, dan membuat jadi sulit berpaling," jelas Arief.

Terakhir Arief mengatakan perlu adanya pemulihan fisik dan non fisik dari kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam.

"Saya akan jawab bencana tidak akan merusak (citra pariwisata) Indonesia, jika melakukan tiga hal tersebut dengan benar. Kecuali kita membiarkan dan memberi bekas yang mendalam," jelas Arief.

Baca juga: Pariwisata Lombok Diperkirakan Akan Pulih Dalam Waktu 3 Minggu

Kejadian bencana alam di kantung pariwisata seperti di Bali dan Lombok, menurut Arief, juga menjadi bekal bagi seluruh dinas pariwisata daerah di Indonesia.

"Akan dibuat standar operasional prosedur dari UNWTO di daerah, jadi semua punya standar jika ada kejadian dapat langsung dilakukan (penanganan)," jelas Arief.

Erupsi Gunung Agung sejak 2017 setidaknya mengurangi satu juta wisatawan mancanegara ke Indonesia. Sedangkan gempa di Lombok, diperkirakan Arief akan memengaruhi 100.000 wisatawan mancanegara.

Kementerian Pariwisata diberi target mendatangkan 17 juta wisatawan mancanegara sampai penghujung 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com