Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Kunjungan Wisman ke Candi Borobudur Meningkat Pesat

Kompas.com - 24/08/2018, 19:20 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi


MAGELANG, KOMPAS.com - Angka kunjungan wisata mancanegara (wisman) ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, meningkat selama Juli sampai Agustus 2018.

Pengelola Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur menyebutkan salah satu faktornya karena dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

"Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup mempengaruhi kunjungan wisman ke Indonesia, termasuk ke Candi Borobudur. Orang asing banyak berlibur dan belanja di Indonesia," jelas General Manajer PT TWC, I Gusti Putu Nugraha, Jumat (24/8/2018).

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS per 24 Agustus 2018 sebesar Rp 14.650.

Patung Buddha di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Patung Buddha di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Selama dua bulan terakhir, lanjut Putu, kunjungan wisman mencapai 600-700 orang per hari. Angka ini jauh lebih banyak dibanding bulan sebelumnya yang hanya 100-300 orang.

Adapun total kunjungan wisman pada bulan Juni lalu mencapai 15.772 orang. Sedang di bulan Juli melonjak drastis mencapai 44.436 orang.

"Untuk bulan Agustus belum kami kalkulasi, Di awal Agustus ini, terjadi peningkatan, namun mendekati akhir bulan sudah mulai berkurang," ungkapnya.

Menurut Putu, sebagian besar wisman berasal dari Cina, dan sebagian lagi dari Eropa seperti Italia, Belgia, dan Perancis.

Putu sempat melakukan wawamncara dengan beberapa wisman yang hasil pengakuan mereka bekerja sebagai pelayan toko dan tukang kebun.

"Mereka asyik saja berlibur ke Indonesia, karena gajinya sangat cukup untuk berbelanja di Indonesia dan mengunjungi obyek-obyek wisata seperti Borobudur dan Bali. Gajinya sekitar 3.000 dolar AS per bulan, jadi harga tiket 25 dolar AS sangat murah bagi mereka," ujarnya.

Kabut pagi menyelimuti Candi Borobudur dilihat dari atas bukit yang disebut Punthuk Setumbu, sekitar 3 kilometer barat Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Kabut pagi menyelimuti Candi Borobudur dilihat dari atas bukit yang disebut Punthuk Setumbu, sekitar 3 kilometer barat Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Putu melanjutkan selain karena dampak nilai tukar rupiah, peningkatan ini juga karena masa liburan musim panas sedang berlangsung di Eropa. Hal ini berbeda dengan musim liburan panjang di Indonesia yang biasanya jatuh pada bulan Juni, Desember dan hari besar keagamaan.

"Biasanya mereka (wisman) sudah merencanakan jauh-jauh hari akan berlibur ke Indonesia pada musim panas ini. Bulan Juli dan Agustus memang musim libur orang-orang asing," katanya,

Wisman yang berkunjung ke Candi Borobudur, banyak yang mengambil paket sunrise dan Borobudur Manohara Paket (BMP). Sehingga waktu tinggal mereka relatif lebih lama. Belakangan banyak wisman yang memilih menginap di homestay di sekitar cagar budaya dunia ini.

"Mereka banyak yang menginap di homestay di sekitar candi Borobudur, apalagi harganya relatif terjangkau hanya Rp 150.000-Rp 200.000 per hari," ungkapnya.

Sementara itu, untuk kunjungan wisatawan nusantara (Wisnus) di bulan Juni 2018 mencapai 447.384 orang. Sedang di bulan Juli justru menurun menjadi 295.000 orang. (K11-11)

Mau jalan-jalan gratis ke Jerman bareng 1 (satu) teman kamu? Ikuti kuis kerja sama Kompas.com dengan Scoot lewat kuis JELAJAH BERLIN. Ada 2 (dua) tiket pesawat PP ke Jerman, voucher penginapan, Berlin WelcomeCards, dan masih banyak lagi. Ikuti kuisnya di sini. Selamat mencoba!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com