Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Fakta tentang Pegunungan Arfak Papua Barat

Kompas.com - 27/08/2018, 20:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

PEGUNUNGAN ARFAK, KOMPAS.com – Wisata ke Papua Barat, ada beragam obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti di Kabupaten Pegunungan Arfak. Di Pegunungan Arfak, ada obyek-obyek wisata mulai dari danau-danau, spot pengamatan burung, hingga wisata budaya.

Kabupaten Pegunungan Arfak sendiri belum banyak dikunjungi wisatawan. Alam yang masih asri, adat dan budaya yang masih kental menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.

Nah, sebelum pergi ke Pegunungan Arfak, ada beberapa hal yang mesti diketahui wisatawan. Berikut beberapa fakta yang dihimpun KompasTravel dari Kepala Seksi Survelaince dan Imunisasi Dinas Kesehatan Papua Barat, Welly Wamaer dan pengalaman langsung saat kegiatan Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI.

1. Bebas malaria

Anak-anak SD di Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat mengikuti lomba 17 Agustus di Lapangan Anggi setelah upacara pengibaran bendera merah putih, Jumat (17/8/2018) siang. Lomba 17 Agustus di Lapangan Anggi merupakan bagian dari kegiatan Bhakti Papua Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Anak-anak SD di Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat mengikuti lomba 17 Agustus di Lapangan Anggi setelah upacara pengibaran bendera merah putih, Jumat (17/8/2018) siang. Lomba 17 Agustus di Lapangan Anggi merupakan bagian dari kegiatan Bhakti Papua Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI.

Menurut Welly, Kabupaten Pegunungan Arfak bebas dari penyakit endemik malaria. Hal itu disebabkan karena suhu di daerah Pegunungan Arfak yang dingin sehingga tak ada nyamuk malaria.

Fakta tersebut, lanjutnya, didukung oleh penelitian dari Pusat Penelitian Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2015 dan terus diupdate hingga tahun 2018.

2. Fasilitas kesehatan terbatas

Rumah warga Distrik Anggi Gida, Pegunungan Arfak, Papua Barat.Dok. MAPALA UI Rumah warga Distrik Anggi Gida, Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Welly mengatakan fasilitas kesehatan di Kabupaten Pegunungan Arfak masih terbatas. Fasilitas rumah sakit misalnya tak tersedia di Pegunungan Arfak. Petugas kesehatan seperti dokter dan perawat juga terbatas.

3. Bersuhu dingin

Turis menikmati pemandangan Danau Anggi Giji dari Bukit Kobrey, Distrik Sururey, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Kamis (17/8/2018). Danau Anggi Giji merupakan obyek wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan di Pegunungan Arfak.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Turis menikmati pemandangan Danau Anggi Giji dari Bukit Kobrey, Distrik Sururey, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Kamis (17/8/2018). Danau Anggi Giji merupakan obyek wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan di Pegunungan Arfak.

Kabupaten Pegunungan Arfak berada di dataran tinggi sehingga punya suhu yang dingin. Dataran tertinggi di Pegunungan Arfak yaitu sekitar 2.900 meter di atas permukaan laut.

Di Distrik Anggi misalnya, bila pagi hari bisa mencapai lima derajat celcius. Terkadang kabut juga turun di area Pegunungan Arfak.

4. Akses komunikasi yang buruk

Bendera Merah Putih berkibar di Lapangan Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Jumat (17/8/2018). Lapangan Distrik Anggi berada di ketinggian sekitar 1.750 meter di atas permukaan laut (mdpl).KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Bendera Merah Putih berkibar di Lapangan Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Jumat (17/8/2018). Lapangan Distrik Anggi berada di ketinggian sekitar 1.750 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di Pegunungan Arfak, sinyal internet adalah hal yang langka. Sinyal internet hanya terpancar dari Kantor Dinas Keuangan dan Kantor Bupati tetapi hanya bisa diakses secara terbatas karena diproteksi password.

Provider telekomunikasi di Pegunungan Arfak yang bisa diakses dengan terbatas yaitu Telkomsel. Di Distrik Anggi Gida, sinyal Telkomsel tak bisa diakses secara menyeluruh.

5. Banyak pendatang

Risma bersama anaknya saat ditemui di warungnya di Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Risma adalah salah satu pendatang di Kabupaten Pegunungan Arfak yang berasal dari Sulawesi Selatan.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Risma bersama anaknya saat ditemui di warungnya di Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Risma adalah salah satu pendatang di Kabupaten Pegunungan Arfak yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com