Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Bertemu Tarsius, Hewan yang Menggemaskan, di Alamnya

Kompas.com - 05/09/2018, 08:05 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BITUNG, KOMPAS.com - Salah satu yang menarik dari wisata ke Taman Nasional ataupun kawasan konservasi lainnya ialah bertemu dengan flora fauna unik. Seperti tarsius, hewan yang satu ini terbilang sangat unik dilihat dari wujud hingga perilakunya.

Bagi Anda yang berkunjung ke daerah Sulawesi Utara, jangan lewatkan bertemu dengan monyet terkecil ini. Habitatnya memang langka, tetapi banyak ditemui di daerah Sulawesi, terutama Sulawesi Utara.

Saat perayaan Hari Konservasi Alam Nasional di Taman Wisata Alam Batu Putih, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (30/8/2018) KompasTravel sempat mencari-cari hewan endemik di sana, salah satunya tarsius.

Namun, akibat minim pengetahuan, meski blusukan ke pinggiran hutan, tarsius pun tak kunjung menampakkan wujudnya. Beberapa orang pun menyerah, dan memilih istirahat untuk berbincang dengan para penggiat lingkungan lain di acara jambore akbar tersebut.

"Tarsius itu nokturnal, dan sangat bergantung sama pohon, jadi harus nyari pohon kesukaannya," tutur Mochamad Indrawan, Peneliti Hewan Langka dan Perubahan Iklim Universitas Indonesia, yang mendengar perbincangan kami yang gagal bertemu tarsius.

Ia pun membeberkan tips melihat tarsius di alam bebas. Puluhan tahun ia meneliti berbagai hewan langka di Indonesia, termasuk tarsius peling, jenis tarsius langga dari Kepulauan Banggai.

Tarsius di Sulawesi Utara merupakan primata terkecil di dunia.NOVA DIEN Tarsius di Sulawesi Utara merupakan primata terkecil di dunia.

Menurutnya yang harus diperhatikan untuk melihat tarsius di alam bebas ialah perhatikan waktu pencarian. Meski tarsius hewan nokturnal atau hewan yang aktif di malam hari, tetapi ia juga crespuscular, atau aktif di pergantian hari (sore atau fajar).

"Kalau mau liat waktu paling tepat sore, jam lima-an lah. Baru itu mulai keluar dari dahan-dahan, nanti masuk setengah enam udah mulai jauh dari rumahnya," ujar Mochamad Indrawan.

Selain itu, tarsius bergantung dengan pohon, sehingga salah satu caranya ialah mencari mana pohon-pohon yang sering dihinggapi tarsius, baik jadi tempat tidur, ataupun tempat bermain.

"Di pohon beringin bisa nemu, tapi kalau gaada pohon besar dia malah sering di pohon batang kecil kaya meranti, sengon. Nanti tidurnya meluk ke batang itu," kata Indrawan.

Suasana Taman Wisata Alam Batu Putih yang berbatasan dengan pantai, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (30/8/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Suasana Taman Wisata Alam Batu Putih yang berbatasan dengan pantai, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (30/8/2018).
Tarsius bukanlah hewan yang mendekat jika ada manusia, meski tingkah polahnya aktif melompat di sore hari. Ia cenderung diam dan memperhatikan ketika ada manusia, sehingga memang harus dicari ke pohonnya.

Setelah itu, tips lainnya ialah jangan berisik, ribut, atau ramai ketika melihatnya, bersikaplah seperti biasa meskipun tarsius amat menggemaskan dan unik. Jika kita berisik, ia akan terganggu dan stress.

Tarsius ialah salah satu hewan yang mudah stress jika diganggu manusia, karena habitatnya jauh dari manusia.

Setelah bertemu Anda boleh mengabadikannya dengan foto, atau berselfie dari jarak sekitar 50 cm, ataupun hanya menikmati tingkah polahnya yang unik. Jangan kaget ketika bertemunya di malam hari, dengan mata melotot dan leher yang memutar 180 derajat.

Untuk hidup di malam hari, tarsius memiliki mata yang besar, bercahaya. Selain itu tarsius juga dapat memutar kepalanya hingga 180 derajat ke arah manapun untuk melihat mangsanya, sama seperti burung hantu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com