Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kokor Gola, Tradisi Orang Kolang Mengolah Air Enau Jadi Gula Merah

Kompas.com - 13/09/2018, 10:42 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Hanggur menjelaskan tradisi “kokor gola kolang” lebih unggul dari moke, tuak karena sudah dilakukan penelitian oleh tim peneliti luar negeri, khususnya dari Amerika.

Sedangkan moke, tuak belum terbukti meski yang paling banyak menghasilkan uang adalah moke, tuak tetapi tidak menggaet wisatawan asing dan Nusantara.

Sedangkan “kokor gola kolang” sudah ditampilkan pada saat Sail Komodo 2013 oleh orang Kolang, khususnya para perajin dari Kampung Pata Ranggu Kolang.

Menurut Hanggur, air enau atau aren yang bening, orang Kolang menyebutnya "wae minse" serta gula merah bisa mencerdaskan anak apabila dikonsumsi oleh ibu-ibu yang sedang mengandung. Selain itu juga menggantikan fungsi madu saat anak sedang sakit, bahkan obat maag.

Yuvenalis Aquino Kurniawan, salah satu staf Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manggarai Barat kepada KompasTravel, Selasa (4/9/2018) menjelaskan, pameran “kokor gola kolang” sudah pernah ditampilkan di Labuan Bajo.

Ke depan direncanakan Festival Kokor Gola Kolang dipadukan dengan la’it gola kolang langsung saat proses masaknya dengan sombek, semacam sendok makan namun terbuat dari kayu. Dan juga atraksi rokot gola batang, bungkus gula batang dengan menggunakan pelepah pohon enau.

“Orang Kolang di Flores selalu memanfaatkan bahan-bahan dari alam yang ramah lingkungan. Saya sedang memikirkan teknik menyimpan gola rebok dengan memakai pelepah pohon enau karena saat ini gola rebok dibungkus dengan plastik yang tidak ramah lingkungan. Apabila gola rebok, semut dibungkus dengan pelepah pohon enau, itu sangat ramah lingkungan,” jelasnya.

Cara Mengolah Wae Minse Jadi Gola Kolang

Tak semua orang di kawasan Kolang bisa mengolah wae minse. Hanya orang-orang yang terampil dan memiliki keahlian khusus bisa mengolahnya. Kompas pernah mengangkat artikel tentang proses produksi “gola kolang” oleh Frans Sarong.

Orang Kolang biasa menyebut “pante minse”. Pante itu sebuah alat khusus dari besi yang tajam, sedang minse, bahasa setempat menyebut air enau, aren. Orang Kolang menyebutnya wae minse, air enau berwarna bening dan sejuk apabila diminum pada pagi dan sore hari.

Awalnya perajin melihat pohon enau atau bahasa setem[at menyebutnya raping yang memiliki tanda-tanda bahwa pohon itu bisa menghasilkan air enau.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com