Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kokor Gola, Tradisi Orang Kolang Mengolah Air Enau Jadi Gula Merah

Kompas.com - 13/09/2018, 10:42 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Tak semua pohon enau bisa menghasilkan air enau. Ada pohon enau muda atau “raping rana” yang menghasilkan air enau dan pohon enau tua atau "raping boghong" yang tidak bisa menghasilkan air enau.

Selanjutnya perajin menyiapkan bahan-bahannya, seperti tangga dari bambu, orang setempat menyebutnya rede. Kemudian sang perajin mencari kayu ara, dan lainnya untuk memukul tandannya, orang setempat menyebutnya "ndara raping". Setiap pagi dan sore selama kurang lebih sebulan, perajin memukul tandannya sampai masak.

Selama proses itu berlangsung, perajin melihat tanda-tanda ada air nira dimana di tandannya ada basah. Sesudah itu, perajin memakai alat tajam dari besi itu yang disebut pante mengiris tandannya itu dengan cara dilubang di bagian tengahnya.

Jika ada tanda tetesan nira itu keluar maka kemudian perajin mengambil daun, seperti daun pak, ditambahkan dengan berbagai ramuan lainnya sehingga air nira itu bersih dan bening serta tidak pahit.

Apabila itu sudah dilakukan maka tandannya itu dibungkus dengan memakai ijuk halus supaya semut dan kalong tidak masuk dalam lubang air nira tersebut.

Semua proses itu berjalan lancar maka, tetesan air nira, minse ditadah memakai bambu betong besar dan panjang, orang setempat menyebut gogong.

Pada pagi dan sore, bambu betong itu diganti secara rutin oleh perajin setelah air nira, minse dimasak untuk menjadi gula merah. Inilah proses singkat cara mengolah wae minse menjadi gola kolang di Manggarai Barat, Flores, NTT.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com