Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kuliner Mi Khas Bantul yang Tak Boleh Terlewatkan...

Kompas.com - 14/09/2018, 08:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

KOMPAS.com - Setiap daerah memiliki kuliner khasnya masing-masing, begitu pula dengan Bantul.

Selain geplak yang sudah sangat terkenal, daerah ini memiliki makanan khas lain yang juga sangat sayang untuk dilewatkan, yakni mie.

Daerah ini memiliki tiga mie khas, yang mungkin tidak dapat Anda temukan di daerah lain.

Berikut adalah tiga mie khas Bantul, yang bisa Anda cicipi saat berkunjung ke daerah ini.

1. Mi Des

Bagi Anda yang pernah berkunjung ke Kecamatan Pundong dan sekitarnya, pasti pernah mendengar nama mi des.

Mi des ini artinya mi pedes atau pedas. Namun saat membeli, Anda juga bisa memilih agar mi  desnya dibuat tidak pedas.

Mie des terbuat dari tepung tapioka dan biasa dimasak goreng atau rebus.

Biasanya, warung yang menjual mi des akan buka di sore hingga malam hari.

Seporsi mi pentil khas Bantul.Dok. Gedangsari.com Seporsi mi pentil khas Bantul.

2. Mi Pentil

Dilihat dari namanya saja sudah mencerminkan seperti apa tekstur mi ini. Seperti halnya karet pentil, mi pentil yang merupakan khas Bantul juga kenyal saat dimakan.

Bahannya berasal dari tepung kanji, yang merupakan sari dari singkong. Ukurannya juga lebih besar dibanding mi kebanyakan.

Keberadaan mi pentil di Bantul tak terlalu sulit ditemukan. Anda hanya perlu pergi ke pasar tradisional, karena biasanya ada pedagang yang menjualnya.

Tak perlu mengeluarkan kocek mahal untuk menikmati kuliner khas nusantara ini. Mi pentil di Kabupaten Bantul bisa dibeli dalam bungkusan kecil seharga Rp 2.000.

Dengan taburan bawang goreng dan sambal, mi pentil khas Bantul sangat lezat untuk disantap.

Mi Lethek khas Bantul, Yogyakarta.TRIBUN JOGJA / HAMIM THOHARI Mi Lethek khas Bantul, Yogyakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com