Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manten Tebu, Aset Wisata Baru di Kendal

Kompas.com - 18/09/2018, 12:07 WIB
Slamet Priyatin,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Ratusan warga Kendal, Jawa Tengah, ikut mengarak manten, Sabtu (15/9/2018). Manten itu, bukan manusia, tapi dari pohon tebu.

Sepasang manten tebu itu, diberi nama Abdullah (laki-laki) dan Siti Rommah (perempuan).

Manten tebu tersebut sebagai simbol akan dimulainya giling tebu yang dilakukan oleh PT Industri Gula Nusantara (IGN) Cepiring Kendal. Orang Jawa, biasa memberi nama wiwitan giling tebu.

Baca juga: Kesenian Barongan, Aset Kendal Menarik Wisman

Direktur Utama PT IGN, Benardi Dharmawan mengatakan manten tebu diarak mulai dari belakang pabrik sampai ke lokasi giling yang ada di depan. Jaraknya sekitar 500 meter.

Acara manten tebu di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (15/9/2018).KOMPAS.com/SLAMET PRIYATIN Acara manten tebu di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (15/9/2018).
Rombongan arak-arakan diawali dengan seni tradisi reog, lalu manten tebu dan pengapetnya, drum band, dan terakhir seni Barongan.

“Meskipun ini tradisi awal giling tebu, tapi bisa juga digunakan sebagai wisata tahunan,” ujarnya.

Baca juga: Naik Vespa, Bupati Kendal Buka Kali Bodri Culture Festival

Menurut Benardi, banyak masyarakat yang datang menyaksikan wiwitan giling tebu ini. Tidak cuma dari Kendal tapi juga dari luar kota.

“Ini giling pertama, setelah beberapa tahun berhenti produksi,” katanya.

Reog di manten tebu, Kendal, Jwa Tengah, Sabtu (15/9/2018).KOMPAS.com/SLAMET PRIYATIN Reog di manten tebu, Kendal, Jwa Tengah, Sabtu (15/9/2018).
Bupati Kendal Mirna Anissa, yang hadir dalam wiwitan giling tebu, menambahkan ada 2 keuntungan dengan wiwitan giling tebu ini. Selain meningkatkan perekonomian, juga bisa untuk wisata.

“Tradisi ngarak manten tebu ini bisa dijadikan wisata. Banyak masyarakat yang ingin menyaksikan,” kata Mirna.

Baca juga: Kendal Siap Masyarakatkan Dagongan dan Egrang untuk Tarik Wisatawan

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kendal, Tavip Purnomo, mengatakan wiwitan giling tebu bisa menjadi aset wisata karena bisa menghadirkan masyarakat. Mereka datang dengan tujuan sama, ingin menyaksikan dan melihat manten tebu.

"Di sekitar lokasi, ramai penjual dan ini bisa meningkatkan ekonomi," kata Tavip.

Masyarakat yang menyaksikan Wiwitan Giling Tebu di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (15/9/2018). KOMPAS.com/SLAMET PRIYATIN Masyarakat yang menyaksikan Wiwitan Giling Tebu di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (15/9/2018).
Maryati, salah satu warga Patebon, Kendal mengatakan wiwitan giling tebu di pabrik gula Cepiring tahun ini  lebih sepi kalau dibandingkan yang lalu.

“Dulu, kalau wiwitan sangat ramai. Ada pasar malam juga wayang,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com