Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Belu NTT, Sebuah Pohon Asam Dinamakan Jokowi

Kompas.com - 04/10/2018, 22:05 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


ATAMBUA, KOMPAS.com - Warga Kampung Wehas, Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, tak pernah menyangka pada Pada Sabtu (20/12/2014) silam, mendapatkan kunjungan mendadak dari Presiden Joko Widodo.

Siang itu, sejumlah warga sedang duduk di bebatuan, persis di bawah pohon asam. Mereka baru saja menyaksikan rombongan Presiden Joko Widodo melintasi jalan di depan mereka, untuk menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Desa Silawan.

Warga yang terdiri dari orang tua, muda dan anak-anak itu, terus duduk bercengkrama dan bertahan di bawah pohon asam. Mereka terus menunggu rombongan Presiden Jokowi pulang dari PLBN Motaain menuju ke Atambua.

Mereka hanya sekadar ingin menyaksikan iringan mobil orang nomor satu di Indonesia itu.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyempatkan diri melihat langsung pohon Asam Jokowi di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/10/2018). Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo, pernah singgah dan duduk bercerita dengan warga setempat, serta memberikan uang sebanyak Rp 112 juta kepada warga.KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Menteri Pariwisata Arief Yahya menyempatkan diri melihat langsung pohon Asam Jokowi di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/10/2018). Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo, pernah singgah dan duduk bercerita dengan warga setempat, serta memberikan uang sebanyak Rp 112 juta kepada warga.
Usai memantau PLBN Motaain, Jokowi dan rombongan, kemudian bergerak kembali ke Atambua.

Iring-iringan kendaraan melaju santai. Tepat berada di kampung Wehas, yang berada persis di ketinggian, Jokowi lalu turun dari mobilnya dan langsung menuju belakang rumah.

Di bawah pohon asam, sekitar puluhan orang tua sedang duduk-duduk. Jokowi langsung menuju para orangtua dan ikut nimbrung.

Jokowi mengambil posisi duduk di batu yang kelihatan masih basah terkena air hujan. Sedikit bicara, dan seketika itupun Jokowi mengeluarkan sebungkus amplop berwarna cokelat yang berisi uang Rp 112 juta.

Pesan singkat Jokowi, "Pergunakan uang itu sebaik mungkin untuk beli ternak sapi, Pak Ketua RT tolong diperhatikan,"ucap Jokowi.

Pariwisata Arief Yahya berpose bersama Kampung Wehas, Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara TimurKOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere Pariwisata Arief Yahya berpose bersama Kampung Wehas, Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur

Usai berbicara beberapa saat dengan warga, Jokowi kemudian pamitan dan bergerak menuju Bandara AA Bere Tallo untuk terbang kembali ke Jakarta.

Untuk menghargai dan mengenang akan momen indah itu, warga yang bekerja sama dengan TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste, membuat sebuah monumen kecil.

Monumen itu terbuat dari susunan susunan batu plat berbentuk tempat duduk dan memberi nama pohon asam itu dengan nama Asam Jokowi.

Warga setempat, juga berkeinginan membangun sebuah patung Presiden Jokowi.

Selain Presiden Jokowi, Menteri Pariwisata Arief Yahya berkesempatan melihat langsung Asam Jokowi pada Kamis (4/10/2018).

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyempatkan diri melihat langsung pohon Asam Jokowi di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/10/2018). Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo, pernah singgah dan duduk bercerita dengan warga setempat, serta memberikan uang sebanyak Rp 112 juta kepada warga.KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Menteri Pariwisata Arief Yahya menyempatkan diri melihat langsung pohon Asam Jokowi di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/10/2018). Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo, pernah singgah dan duduk bercerita dengan warga setempat, serta memberikan uang sebanyak Rp 112 juta kepada warga.
"Ide untuk membuat patung Pak Presiden Jokowi oleh kepala desa, tentu sangat baik, sehingga saya akan bantu dana untuk pembangunan patungnya," ucap Arief, yang disambut tepuk tangan warga.

Menurut Arief, jika patung Jokowi telah dibangun, maka ia memastikan, setiap orang yang berkunjung ke Kabupaten Belu akan singgah dan melihatnya.

Arief pun meminta, agar patung Jokowi dibuat lebih bagus dan menarik, sama seperti patung Jokowi di Bali, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyempatkan diri melihat langsung pohon Asam Jokowi di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/10/2018). Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo, pernah singgah dan duduk bercerita dengan warga setempat, serta memberikan uang sebanyak Rp 112 juta kepada warga.KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Menteri Pariwisata Arief Yahya menyempatkan diri melihat langsung pohon Asam Jokowi di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/10/2018). Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo, pernah singgah dan duduk bercerita dengan warga setempat, serta memberikan uang sebanyak Rp 112 juta kepada warga.
"Ini tentu jadi pariwisata baru, sehingga perlu kreativitas dari masyarakat. Pak presiden sudah pernah ke sini sehingga itu kesempatan untuk menjadikannya sebagai ikon baru,"imbuhnya.

Arief berjanji, akan mempromosikan tempat itu ke publik sehingga bisa dikenal luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com