Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan di Balik Lahirnya Museum Batik Tiga Negeri di Lasem

Kompas.com - 09/10/2018, 14:11 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, baru-baru ini memiliki alternatif wisata baru yaitu museum batik.

Keberadaan museum ini bukanlah ajang mengikuti tren batik yang bermunculan di berbagai kota Indonesia dengan masing-masing identitasnya.

Museum ini ingin membangkitkan gairah batik yang sudah dikenal Lasem sejak abad 15, tetapi sempat redup dan menghilang.

Baca juga: Museum Batik Baru di Lasem Lestarikan Batik Legendaris

Belum banyak yang tahu jika Lasem adalah satu dari tiga kota tempat pembuatan warna batik tiga negeri. Jenis batik ini legendaris di Indonesia karena cukup tua, mengambil warna dari tiga daerah berbeda, dan sarat akan pencampuran entitas budaya.

Secara singkat Batik Tiga Negeri ialah salah satu motif batik yang mengombinasikan tiga warna merah, biru, dan sogan. Ketiga warna tersebut dihasilkan di tiga daerah yang berbeda salah satunya Lasem untuk warna merah.

"Museum di sini lahir karena memang Lasem memiliki sejarah Batik Tiga Negeri," ujar Agik NS, Humas Museum Batik Tiga Negeri Lasem, saat dihubungi KompasTravel, Sabtu (6/10/2018).

Contoh batik tiga negeri yang ada di Museum Batik Tiga Negeri, Lasem, Rembang.Agik NS Contoh batik tiga negeri yang ada di Museum Batik Tiga Negeri, Lasem, Rembang.
Menurutnya museum ini juga mengingatkan kebesaran Lasem pada suatu waktu bahwa batik Tiga Negeri Lasem mendunia, pernah runtuh, dan sekarang menuju ranah pelestarian.

Ia menceritakan sejarah singkat bahwa di awal abad 15, disebutkan bahwa Putri Na Li  Ni istri Bi Nang Un, salah satu nakhoda kapal Laksamana Cheng Ho, menetap di Lasem dan mengajarkan kerajinan batik. Hal itu terus terjaga hingga abad 21 ini.

Lasem adalah "negeri pertama" yang menciptakan salah satu warna dari tiga warna yang ada di Batik Tiga Negeri yaitu merah getik pitik, selain Biru Pekalongan, dan Sogan Surakarta.

"Warna merah identik dengan pecinan, biru identik dengan Belanda dan Sogan milik Keraton Surakarta. Uniknya warna merah adalah warna pertama yang ditorehkan di atas kain," tuturnya.

Kini museum baru itu berdiri di rumah bekas milik keluarga Tjoa, yang dahulu juga memproduksi batik tiga negeri hingga terkenal. Bangunan tersebut tepatnya di Jalan Karangturi Gang IV No 7, Lasem.

Salah satu pengunjung melihat panel-panel mural Klenteng Cu Ang Kiong yang terletak di Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/2/2017). Mural monokrom hitam putih itu berasal dari 100 panel ‘komik’ Fengshen Yanyi dikenal juga dengan nama Fengshenbang atau Kisah Mitologi Dewa-Dewa Taois karya Xu Zhonglin. Fengshen Yanyi ditulis pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan diterbitkan pada tahun 1550.KOMPAS.com / Garry Andrew Lotulung Salah satu pengunjung melihat panel-panel mural Klenteng Cu Ang Kiong yang terletak di Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/2/2017). Mural monokrom hitam putih itu berasal dari 100 panel ‘komik’ Fengshen Yanyi dikenal juga dengan nama Fengshenbang atau Kisah Mitologi Dewa-Dewa Taois karya Xu Zhonglin. Fengshen Yanyi ditulis pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan diterbitkan pada tahun 1550.
Salah satu koleksi yang menarik ialah adanya blueprint Batik Tiga Negeri Tjoa Joana dalam beberapa potongan sketsa, dan sudah dibatik kembali oleh pembatik terkenal Renny Maranatha Ong.

"Sebuah perjalanan akulturasi budaya dan sejarah yang luar biasa, bukan?" tutup Agik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com