Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Depot Hok Lay Malang, Kuliner Sejak 1946

Kompas.com - 15/10/2018, 21:00 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah mungil di Jalan KH Ahmad Dahlan Nomor 10, Klojen, Malang, Jawa Timur tampak kontras dengan sekitarnya. Rumah ini tampak kuno tetapi tetap terawat. Di sekitarnya tampak ruko bangunan modern yang menjulang.

Depot Hok Lay, itulah tulisan di depan rumah yang agak menjorok ke dalam tersebut. Penampilannya sama sekali tidak mencolok dari luar. Namun, ketika masuk ke rumah ini, lorong waktu seakan bergerak membawa pengunjung ke Malang tahun 1940an.

"Awal beli rumah ini kakek saya tahun 1946. Pertamanya kakek saya jualan es, tetapi lama kelamaan orang makan es juga mau ada makanan, jadi ada lumpia," jelas Budiman generasi ke tiga pengusaha Depot Hok Lay.

Budiman tampaknya tahu betul kalau rumah dan resep dari kakeknya adalah warisan yang perlu dijaga. Ia sama sekali tak mengubah rumah dan perabotan yang memberi suasana klasik tahun 1940-1950-an itu.

"Sudah banyak sekali yang berpesan kepada saya, khususnya pelanggan jangan mengubah bentuk yang sekarang. Kalau diubah nanti tidak ada lagi beda dengan yang lain. Mereka (pelanggan) justru senang yang seperti ini," jelas Budiman.

Depot Hok Lay di Malang.Kompas.com/Silvita Agmasari Depot Hok Lay di Malang.
Setuju dengan pelanggan Budiman yang lain, Depot Hok Lay yang namanya berasal dari gubahan bahasa Hokkian 'Rezeki (Hoki) Datanglah' ini punya ciri khas dari desain klasik yang dipertahankan.

Ada meja dan kursi makan dari kayu kokoh. Masing-masing meja makan juga disekat kayu berukuran satu meter, sehingga memberi privasi antar tamu.

Belum lagi ubinnya yang berwarna kuning dan aneka pajangan klasik. Benar-benar memberi atmosfer yang klasik yang memancing nostalgia.

Makanan di Depot Hok Lay

Budiman menjawab es fasco ketika diminta menyebut makanan rekomendasi yang harus dicoba setiap tamu yang berkunjung ke Depot Hok Lay. Sempat membuat saya bingung tetapi jawaban Budiman jadi masuk akal, toh kakek Budiman awalnya berjualan minuman es bukan makanan.

"Fasco ini susu murni sapi dicampur cokelat. Susunya harus susu murni kalau tidak, tidak enak rasanya," kata Budiman.

Kemasan es fasco istimewa, dituang di botol minuman soda ternama yang juga terkenal mulai diproduksi di Indonesia tahun 1932. Rasa es fasco juga tidak kalah istimewa.

Hampir menyerupai salted ice caramel chocolate (es cokelat karamel dengan rasa asin) yang dijual di kafe modern. Namun fasco jelas menang karena lebih ringan, tidak membuat enek.

Depot Hok Lay di Malang.Kompas.com/Silvita Agmasari Depot Hok Lay di Malang.
Jadi saya santai saja alias tidak enek minum fasco yang sebenarnya susu cokelat, sambil makan lumpia dan cwie mie.

Selain es fasco, lumpia di Depot Hok Lay juga terkenal, karena menurut Budiman rasanya sudah disesuaikan dengan lidah arema alias orang Malang.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com