Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Edukasi dengan Ribuan Kincir Angin Warna-Warni di Magelang...

Kompas.com - 22/10/2018, 12:42 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Perkembangan sektor pariwisata terus meningkat beberapa tahun terakhir. Bukan hanya keindahan alam yang dipertontonkan, tapi juga kreativitas masyarakat dalam menciptakan atraksi wisata buatan.

Salah satunya bisa kita jumpai di Taman Dewari yang berada di Desa Baturono, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Sebidang lahan di tengah area persawahan "disulap" menjadi kebun yang dipenuhi puluhan ribu kincir angin beraneka warna, seperti merah, kuning, hijau, biru, merah jambu, dan oranye.

Deretan kincir angin yang disusun sedemikian rupa menghasilkan pemandangan yang indah.

"Total kitirannya kurang lebih 10 ribuan," kata pendiri Taman Dewari, Pramudita Tungga Dewi, saat dihubungi Kompas.com pada akhir pekan kemarin, (20/10/2018).

Baca juga: Rumah Hobbit Magelang Ada di Taman Wisata Grenden Pakis

Dita yang juga berprofesi sebagai seorang psikolog klinis menjelaskan alasannya “menanam” kincir angin di lahan yang sebelumnya dibuka sebagai kebun bunga matahari.

"Hal ini berkaitan juga dengan misi kami untuk memberikan pilihan tempat wisata baru yang inovatif, terjangkau, namun tanpa disadari juga memberikan manfaat psikologis bagi para pengunjung," ujarnya.

Ibu satu anak ini menjelaskan, di Amerika Serikat kitiran atau pinwheel merupakan simbol bagi kesehatan mental anak. Kitiran atau kincir angin juga banyak digunakan sebagai alat terapi bermain anak yang memiliki gangguan kesehatan mental.

"Dengan melihat atau bermain kitiran dapat membantu anak-anak untuk meregulasi emosi, melepas stres, dan manfaat positif lainnya bagi kesehatan mental anak," ucap Dita.

Ia pun berharap, lokasi wisata yang dikelola bersama keluarganya bisa menjadi media atau sarana pendukung bagi anak-anak untuk mencapai kesehatan mental yang lebih baik serta meningkatkan kesadaran orang dewasa terhadap kesehatan mental anak.

Baca juga: Festival Lima Gunung di Magelang, "Setengah Kota, Setengah Desa"

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Repost by @igus_otna . . #tamandewari #tamandewarimagelang #tamandewariseason4 #tamankitiran #pinwheel #pinwheelpark #pinwheels

A post shared by Taman Wisata Kitiran (@tamandewari) on Oct 17, 2018 at 8:52pm PDT

Walau demikian, banyak juga pengunjung yang berasal dari kalangan muda-mudi untuk berswafoto bersama warna-warni kincir angin di Taman Dewari.

"Kitiran yang identik dengan mainan anak-anak juga akan menarik para pengunjung dewasa untuk mengenang masa kecilnya. Tentunya hal ini akan memberikan pengalaman yang menyenangkan juga untuk pengunjung dewasa," kata Dita.

Wisata buatan ini setidaknya mampu mengundang ratusan bahkan ribuan pengunjung setiap harinya.

Weekdays rata-rata kurang lebih 250 pengunjung, weekend kurang lebih 1.000 pengunjung,” ujar Dita.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Repost by @igus_otna . . #tamandewari #tamandewarimagelang #tamandewariseason4 #tamankitiran #pinwheel #pinwheelpark #pinwheels

A post shared by Taman Wisata Kitiran (@tamandewari) on Oct 17, 2018 at 8:52pm PDT

Taman Dewari dengan konsep kincir angin secara resmi dibuka pada 13 Oktober 2018 sebagai season atau musim keempat. Tiga season sebelumnya memiliki konsep kebun bunga matahari.

Kincir angin ini dibuat menggunakan bahan sejenis mika, sehingga aman jika terkena panas ataupun air hujan. Direncanakan, season keempat ini akan dibuka hingga tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com