Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah 7 Situs Ramsar Indonesia yang Memiliki Daya Tarik Internasional

Kompas.com - 24/10/2018, 14:01 WIB
Rosyid A Azhar ,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Indonesia telah memiliki 7 Situs Ramsar yang memiliki daya pikat internasional.

Ketujuh situs Ramsar ini adalah Suaka Marga Satwa Pulau Rambut, Taman Nasional Berbak, Taman Nasional Sembilang, Taman Nasional Danau Sentarum, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae, Taman Nasional Wasur, dan Taman Nasional Tanjung Puting.

“Penetapan situs-situs ini menguntungkan Indonesia, sebagai sarana promosi warisan alam nasional ke dunia internasional. Ini menjadi daya tarik kunjungan internasional untuk wisata, riset, budaya, dan pendidikan,” kata Yus Rusila Noor, Head of Programme Wetlands International Indonesia yang menghadiri pertemuan Konvensi Ramsar ke-13 di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (24/10/2018).

Baca juga: Menikmati Panorama Danau Sentarum dari Bukit Tekenang...

Keistimewaan 7 kawasan ini antara lain di Pulau Rambut yang banyak terdapat pohon bakau menjadi rumah bagi 54 spesies burung dan 6 reptil. Di Berbak, Jambi, taman nasional ini dihuni 53 spesies mamalia, 284 spesies vegetasi dan 345 jenis burung. Tempat ini merupakan kawasan konservasi hutan rawa yang terluas di Asia Tenggara.

Taman Nasional Sembilang dikenal sebagai kawasan konservasi yang memiliki kekayaan spesies burung terbanyak di dunia, yang mencapai 143 spesies. Gajah dan harimau liar juga masih menghuni kawasan ini selain 29 spesies mamalia lainnya.

Pemandangan di Taman Nasional Wasur, Papua.Kompas.com/ Dian Maharani Pemandangan di Taman Nasional Wasur, Papua.
Di Danau Sentarum yang berada di Kalimantan Barat, lokasi ini adalah habitat asli ikan arwana, ikan ini merupakan jenis ikan hias yang sangat populer.

Baca juga: Angin Jadi Teman dan Musuh di Taman Nasional Wasur

Di Sulawesi Tenggara, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae merupakan kawasan konservasi yang memiliki rawa, savana dan hutan hujan. Tempat ini menjadi rumah bagi 155 jenis burung, termasuk maleo (Macrocephalon maleo) dan merpati hitam sulawesi  (Turacoena manadensis).

Di Papua terdapat Taman Nasional Wasur yang masih perawan, lokasi ini jarang dikunjungi manusia. Savana dan rawa mendominasi kawasan yang menjadi rumah bagi 120 spesies burung ini. Karena keunikannya ini, Wasur juga sering disebut sebagai serengiti Papua.

Baca juga: Taman Nasional Tanjung Puting Direncanakan Jadi Bali ke-11

Orangutan, satwa khas ini hidup sejahtera di Taman Nasional Tanjung Puting. Kawasan ini merupakan salah satu dari 7 situs Ramsar di Indonesia. Hutan ini dipenuhi rawa air tawar dan hutan bakau yang masih perawan.

“Penetapan situs ini menjadi sarana diplomasi internasional untuk memperkenalkan dan meningkatkan kredibilitas Indonesia kepada dunia dari sisi pengelolaan kawasan konservasi lahan basah,” kata Yus Rusila Noor.

Situs Ramsar merupakan kawasan yang ditetapkan untuk melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia. Situs ini merupakan wujud komitmen Indonesia terhadap Konvensi Ramsar yang mengikat untuk konservasi dam pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan.

Wisatawan mancanegara memadati Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, pada saat musim libur, Juli 2017.KOMPAS.COM/BUDI BASKORO Wisatawan mancanegara memadati Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, pada saat musim libur, Juli 2017.
Lahan basah merupakan salah satu aset lingkungan yang penting. Lahan ini dihidupi dan ditinggali banyak jenis tumbuhan dan satwa.

Situs ini juga menjadi bagian terpadu dari keberlangsungan dan peradaban manusia, sebab lokasi lahan basah selalu memiliki air, makanan, perlindungan dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan peradaban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com