Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Marketing Pariwisata Sasar Wisatawan Milenial

Kompas.com - 25/10/2018, 22:10 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Platform Digital" harus jadi pintu masuk wisata Indonesia untuk menarik wisatawan milenial.

Hal tersebut menjadi salah satu putusan hasil Forum Grup Discussion (FGD) II Kementerian Pariwisata bertema ‘Strategi Pemasaran Yang Efektif untuk Merebut Pasar Milenial Tourism’ di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (24/10/2018).

Hermawan Kartajaya sebagai founder & chairman MarkPlus Inc selaku pembicara mengatakan dunia digital memang menjadi pintu masuk paling banyak bahkan menjadi syarat seseorang masuk dalam kategori milenial.

"Tapi tidak melulu stay di digital, kuncinya buhan hanya itu. Mereka akan pergi ke aspek lainnya, ada avocators, adventurer, atau experience, bahkan ada yang selfie-selfie aja," tuturnya.

Ia mengatakan sangat perlu mempersiapkan platform digital yang mumpuni, dapat mengakomodir milenial secara intim. Namun, jangan lupakan konten seperti story telling, experience, dan originalitas atau keaslian.

Menteri Pariwisata Arief Yahya yang juga ada dalam FGD tersebut mengamini hal tersebut. Menurutnya konten di destinasi memang perlu diperkuat dengan story telling, experience, dan lainnya. 

Arief menargetkan pasar milenial sebesar satu per tiga dari target 20 juta wisatawan mancanegara di 2019, yaitu sekitar enam hingga tujuh juta. Sementara untuk wisatawan nusantara sebanyak 28 juta wisatawan nusantara. 

“Kegiatan FGD ini sebagai upaya penguatan strategi pariwisata dalam merespon kaum milenial tourism. Dari rangkaian kegiatan ini akan dihasilkan strategi dan rencana aksi baik di bidang pemasaran, destinasi, industri, maupun kelembagaan ataupun pengelolaan sumber daya manusia (SDM) pariwisata,” kata Arief. 

Kegiatan FGD II kali ini mencakup topik bahasan yang terbagi dalam dua sesi yaitu sesi I membahas marketing 4.0, mengelola dan merebut pasar milenial, big data dan market intelligent (lifecycle dan lifestyle).

Sementara, dalam sesi II membahas strategi penerapan BAS (Branding, Advertising, dan Selling) dan POSE (Paid Media, Owned Media, Social Media & Endorse) serta diakhiri dengan rekomendasi dan strategi rencana program pemasaran.

Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Rizki Handayani mengatakan wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama.

“Di era digital saat ini, kaum milenial sebagai pemeran utama dalam menggunakan teknologi dan mengakses informasi di dunia maya. Kaum Generasi Y ini mudah terlihat dengan kegemaran mereka berwisata dan lebih senang berpetualang,” kata Rizki.

Diproyeksikan pada 2030 mendatang, pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milenial berusia 15-34 tahun mencapai hingga 57 persen. Di China generasi milenial akan mencapai 333 juta, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta.

Kegiatan FGD II kali ini mencakup topik bahasan yang terbagi dalam dua sesi yaitu sesi I membahas marketing 4.0, mengelola dan merebut pasar milennial, big data dan market intelligent (lifecycle dan lifestyle).

Sementara dalam sesi II membahas strategi penerapan BAS (Branding, Advertising, dan Selling) dan POSE (Paid Media, Owned Media, Social Media & Endorse) serta diakhiri dengan rekomendasi dan strategi rencana program pemasaran.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com