Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebhu, Tradisi Menangkap Ikan dengan Tali Persaudaraan (1)

Kompas.com - 01/11/2018, 09:46 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Suku Lowa di Kampung Muting, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur memiliki warisan leluhur dalam merawat dan melestarikan alam semesta. Warisan leluhur itu adalah tradisi Kebhu.

Tradisi Kebhu merupakan warisan leluhur Suku Lowa yang tidak tergerus oleh perkembangan teknologi global khususnya teknologi canggih untuk menangkap ikan dan biota lainnya. Kesakralan dari tradisi Kebhu ini adalah pewaris warisan leluhur hanya dilaksanakan lima tahun sekali.

Selain itu tradisi ini merawat suasana dan nuansa persaudaraan dan ikatan kekeluargaan dari berbagai suku yang berada di wilayah Kota Komba bagian selatan dari Kabupaten Manggarai Timur.

Baca juga: Tradisi Kolo Kabe di Kampung Mesi Flores

Kurang lebih ada 7 warga desa di wilayah Kota Komba bagian selatan yang bersama-sama bertemu dan berjumpa di muara Limbu Lea (Muara Lea) untuk menangkap ikan dan biota lainnya secara massal dengan alat-alat tradisional yang di warisakan leluhur dari Suku Lowa.

Warga dari 7 desa yang berada di kawasan Rongga dan bagian selatan lainnya bersama-sama serta ramai-ramai dengan berbagai alat tangkap tradisional yang ramah lingkungan masuk ke Limbu Lea (kolam) untuk menangkap ikan dan biota lainnya.

Ratusan warga dari 7 desa dan berbagai etnis mengikuti tradisi Kebhu di Muara Limbu Lea, Nangarawa, Desa Bamo, Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT, Minggu (28/10/2018). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Ratusan warga dari 7 desa dan berbagai etnis mengikuti tradisi Kebhu di Muara Limbu Lea, Nangarawa, Desa Bamo, Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT, Minggu (28/10/2018).
Tradisi Kebhu merupakan satu-satunya tradisi yang menangkap ikan dan biota lainnya di sebuah muara yang ada di NTT. Jarang kita jumpai sebuah tradisi menangkap ikan dan biota lainnya secara massal di sebuah kolam, muara.

Tradisi ini hanya bisa dijumpai dan dilaksanakan oleh kawasan Nangarawa, bagian pesisir selatan dari Manggarai Timur. Suku yang memegang mandat dari para leluhur di kawasan Rongga adalah Suku Lowa.

Ritual Kebhu hanya bisa dilaksanakan oleh Suku Lowa, sementara suku-suku lainnya ikut berpartisipasi dalam ritual itu serta ikut menangkap ikan dan biota lainnya di kolam, muara, sebutan Suku Lowanya adalah Limbu Lea.

Tradisi Kebhu ini sangat sakral dan mistis karena yang memegang kekuasaan dalam melaksanakan ritual Kebhu di Muara Limbu Lea adalah anak sulung dari keturunan leluhur Suku Lowa.

Ritual adat Kebhu tak bisa dilaksanakan oleh anggota suku lainnya, walaupun berada dalam satu ikatan suku atau saudara kandung dari anak sulung di Suku Lowa. Unik dan sangat mistis dari warisan leluhur Suku Lowa ini yang hanya ada di Manggarai Timur.

Ratusan warga dari 7 desa dan berbagai etnis mengikuti tradisi Kebhu di Muara Limbu Lea, Nangarawa, Desa Bamo, Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT, Minggu (28/10/2018). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Ratusan warga dari 7 desa dan berbagai etnis mengikuti tradisi Kebhu di Muara Limbu Lea, Nangarawa, Desa Bamo, Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT, Minggu (28/10/2018).
Bahkan, ritual adat Kebhu dilaksanakan lima tahun sekali. Semua orang sangat penasaran dan memiliki kerinduan untuk mengikuti ritual ini yang sangat langka. Semua orang menunggu selama lima tahun untuk mengikuti ritual ini di muara Limbu Lea, Nangarawa.

Menantikan Ritual Kebhu

Sejak kembali ke wilayah Manggarai Raya, Flores pada Desember 2010, saya sebagai seorang jurnalis selalu mendengar kisah mistis tentang salah satu ritual adat yang selalu diceritakan oleh warga di seluruh Manggarai Raya. Setiap tahun warga selalu menantikan dan menunggu ritual adat Kebhu di muara Limbu Lea yang dilaksanakan oleh Suku Lowa.

Seluruh warga selalu menceritakan tentang ritual adat Kebhu. Mereka mengisahkan bagaimana suasana kekeluargaan dan persaudaraan selama berlangsungnya ritual itu yang hanya dilaksanakan sehari saja dalam waktu lima tahun.

Di saat rasa penasaran dan kerinduan untuk menyaksikan langsung ritual adat Kebhu yang langka ini, saya disuguhkan sebuah tulisan dari wartawan Kompas, Frans Sarong tentang ritual adat Kebhu tersebut.

Liputan itu semakin menambah penasaran untuk menantikan sambil bertanya kapan ritual ini dilaksanakan lagi di kawasan Nangarawa. Frans Sarong meliput ritual Kebhu dengan judul tulisannya, “Memanen Ikan Menjaga Harmoni”.

Ahli waris Ritus adat Kebhu, Donatus Jimung  melempar Ndala sebagai tanda tradisi Kebhu dimulai di Muara Limbu Lea, Nangarawa, Minggu (28/10/2018).KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Ahli waris Ritus adat Kebhu, Donatus Jimung melempar Ndala sebagai tanda tradisi Kebhu dimulai di Muara Limbu Lea, Nangarawa, Minggu (28/10/2018).
Ditambah lagi seorang siswa Seminari Pius XII Kisol, menulis esai untuk mengikut lomba dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan judul: "Kebhu, Kail Terakhir” yang meraih juara II dalam perlombaan tersebut.

Bersama dengan berbagai kisah yang dituturkan oleh warga di seluruh Kota Komba khususnya dan Manggarai Raya pada umumnya serta bahan-bahan liputan yang sudah dipublikasikan membuat saya selalu gelisah dan penuh penasaran untuk meliput dan menyaksikan sendiri ritual adat Kebhu dan proses penangkapan ikan yang berlangsung di Limbu (kolam) bernama Tiwu Lea.

Limbu (kolam) Lea itu merupakan muara buntu dari Sungai Waerawa di Nangarawa, Desa Bamo, yang berlokasi di sekitar 18 km arah selatan Kisol atau 27 km dari arah Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.

Penantian Panjang Menemui Titik Terang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com