Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Platform Digital Rumuskan Cara Tarik Wisatawan Milenial

Kompas.com - 02/11/2018, 21:30 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan pebisnis wisata dengan platform digital di Indonesia berkumpul dalam Focus Group Discusstion (FGD) Millennial Tourism III, yang diadakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Kamis (1/10/2018).

FGD bertema “Membangun dan Mengembangkan Digital Ecosystem Sebagai Bisnis Model Millennials" ini berfokus menciptakan ekosistem digital yang akhirnya menjadi kata kunci bisnis model untuk meraih pasar wisatawan millennial, berdasarkan FGD-FGD sebelumnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan ekosistem digital memang harus diwujudkan, untuk menjawab kemauan wisatawan millennial yang akan mendominasi pasar.

"Jadi memang harus bikin ekosistemnya, ekosistemnya yang digital, didalamnya itu ada infrastruktur, provider, platform, dan traveler," tutur Arief dalam paparannya.

Lebih jauh ke dalam ekosistem tersebut, akan ada sinergisitas dari infrastruktur, provider, platform, dan traveler. Ia mengatakan provider yang akan menyediakan 3A (akomodasi, amenitas, dan aksesibilitas atau transportasi).

Para pebisnis wisata dengan platform digital di Indonesia berkumpul dalam Focus Group Discusstion (FGD) Millennial Tourism III, yang diadakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Kamis (1/10/2018). Dok. Kementerian Pariwisata Para pebisnis wisata dengan platform digital di Indonesia berkumpul dalam Focus Group Discusstion (FGD) Millennial Tourism III, yang diadakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Kamis (1/10/2018).
"Platform yang menyediakan tools-nya (alat), seperti di sini ada yang bisa menarik wisatawan dengan platform atau aplikasinya," tuturnya. Alat tersebut lah yang akan dekat dan digunakan oleh para milenial.

Puluhan platform digital yang baru tumbuh ataupun yang sudah bertahun-tahun melakukan bisnis wisata dengan pasar millennials ini saling berbagi pengalaman atau sharing innovation mengenai pengembangan bisnis untuk millennial.

Beberapa praktisi bisnis digital yang mendapat waktu sharing di panggung antara lain Grab, Tiket.com, Telkomsel, GenPI, Traval, Travacello, Bobobox, dan Triptrus.

Di akhir acara Menpar menyimpulkan untuk segera dibuatnya ekosistem digital dengan strategi kolaboratif dan eksekusi yang kreatif. Keduanya bertujuan memberikan destinasi yang lebih "dekat" dengan kemauan milennial, dan lebih murah.

"Bagaimana membuat destinasi menjadi lebih 'dekat' (personal) dan lebih murah bagi para millennial," tuturnya.

Ilustrasi selfie saat travelling.Dok. Vivo Ilustrasi selfie saat travelling.

Kegiatan  FGD III  membahas topik bahasan yang terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama berupa sharing knowledge yang membahas tantangan dan peluang; digital destination: nomadic; online tourism business atau digital channel; bentuk-bentuk wisata baru; dan strategi penerapannya.

Sementara itu pada sesi kedua membahas bisnis model manajemen untuk millennial tourism; integrasi digital ecosystem untuk milenial tourism; serta ide dan inovasi.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, wisatawan milennial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Tahun 2019 lebih dari 50 persen pasar pariwisata Indonesia sudah didominasi millennial.

Pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milennial berusia 15-34 tahun yang mencapai 57 persen. Generasi milennial di Cina mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta orang.

“Jumlah milennial kita yang besar itu membuat  banyak negara, seperti Korea dan Jepang,  mulai menyasar pasar milenial Indonesia. Kita tidak boleh kecolongan dalam mengantisipasi potensi wisatawan millennial tersebut,” kata Rizki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com