Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar: Nomadic Tourism Cocok Diterapkan di Belitung

Kompas.com - 04/11/2018, 13:08 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa konsep nomadic tourism cocok diterapkan untuk pengembangan pariwisata di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

Belitung sendiri terdiri dari banyak pulau, sehingga nomadic tourism dianggap bisa menjadi solusi dalam hal amenitas.

“Di Belitung ini ada lebih dari 100 pulau, kalau kita bangun amenitas dengan bangunan yang fixed waktunya akan lama. Nomadic tourism adalah sesuatu yang sifatnya temporary, tapi saya berani mengatakan bahwa ini akan menjadi solusi sementara sebagai solusi selamanya," kata Arief Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTravel.

Baca juga: Nomadic Tourism Sasar Wisatawan Mancanegara

Nomadic tourism adalah segala aktivitas atau bisnis yang terkait gaya hidup dan budaya berpindah-pindah seperti menggunakan glamp camp, home pod, dan caravan sebagai fasilitas akomodasi.

Arief mengatakan, dengan nomadic tourism maka investor tidak perlu banyak pertimbangan dibanding dengan membangun sebuah hotel yang permanen.

Jembatan kayu yang menghubungkan daratan Pulau Kelapan dengan dermaga kapal. Pulau Kelapan berada di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung.KOMPAS.com/HERU DAHNUR Jembatan kayu yang menghubungkan daratan Pulau Kelapan dengan dermaga kapal. Pulau Kelapan berada di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan amenitas yang mudah dibangun, maka akan sangat mudah juga untuk dipindah jika tidak cocok di suatu spot destinasi wisata.

“Pasar dari nomadic tourism ini juga besar. Untuk pasar domestik diperkirakan ada 21 juta orang dan untuk wisman total ada 30 juta yang menginginkan konsep nomadic tourism. Jadi pasarnya besar," tambah Arief.

Baca juga: Menpar Sarankan Belitung Kembangkan Wisata Olahraga

Konsep tersebut, lanjut Arief, tak hanya bisa dilakukan oleh investor besar tetapi juga dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar atau komunitas.

“Ujungnya seperti KUR Pariwisata atau dana desa yang boleh digunakan untuk membangun amenitas seperti ini. Kita juga siap membantu mempromosikan siapa-siapa yang menjalankan konsep nomadic tourism seperti ini,” katanya.

Wisatawan turun dari perahu motor yang mengantar mereka mengunjungi beberapa pulau di perairan dekat Pantai Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (18/12/2014). Hujan sejak pagi tidak menyurutkan sejumlah wisatawan mengunjungi pulau-pulau menawan di kawasan itu, seperti Pulau Lengkuas dan Kepayang.KOMPAS/AGUS MULYADI Wisatawan turun dari perahu motor yang mengantar mereka mengunjungi beberapa pulau di perairan dekat Pantai Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (18/12/2014). Hujan sejak pagi tidak menyurutkan sejumlah wisatawan mengunjungi pulau-pulau menawan di kawasan itu, seperti Pulau Lengkuas dan Kepayang.

Salah satu lokasi yang menerapkan konsep nomadic tourism adalah Eco Beach Tent di Pantai Tanjung Kelayang, Belitung.

Wisatawan ditawarkan menginap di sebuah tenda di kawasan yang sangat alami, namun dengan fasilitas seperti hotel berbintang.

General Manager Eco Beach Tent, Ria Indra, menjelaskan, dengan mengusung konsep glamourious camp atau glamp camp, tenda-tenda di Eco Beach Tent dirancang, dibuat, dan dikerjakan dengan baik oleh tukang kayu lokal dengan memanfaatkan elemen alam seperti nipah sawit atau daun kelapa dan dolken log.

Eco Beach Tent dikembangkan dengan mempertimbangkan masa depan dengan meminimalkan dampak lingkungan. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com