Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpar Ajak Diaspora Promosikan Kuliner Indonesia di Luar Negeri

Kompas.com - 24/11/2018, 16:04 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata akan melibatkan para diaspora, yakni warga Indonesia yang tinggal di luar negeri, untuk mempromosikan kuliner dengan cara membuka restoran di negaranya. Hal ini bertujuan memperkenalkan kuliner Indonesia serta menarik minat kunjungan wisman dari berbagai negara.

"Kita tidak punya banyak restoran di luar negeri. Untuk menyikapi hal tersebut, kita melakukan co-branding dengan restoran di luar negeri. Ini merupakan diplomasi kuliner yang kami lakukan," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di acara Wonderful Indonesia Gastronomi Forum 2018 seperti termuat dalam siaran pers yang diterima KompasTravel.

"Pemerintah memang sebaiknya terlibat dalam hal ini, bahkan lebih baik lagi jika kita memberikan insentif kepada diaspora yang membuka restoran menu Indonesia di luar negeri. Hal itu bisa menjadi stimulus yang baik," lanjutnya.

Kegiatan ini bertujuan memberikan apresiasi dan motivasi kepada restoran Indonesia di mancanegara yang telah membantu pemerintah untuk mempopulerkan kuliner Indonesia di kancah dunia.

Kemenpar mendukung mitra co-branding restoran diaspora Indonesia di mancanegara agar tumbuh dan berkembang di tengah persaingan ketat dengan negara tetangga,” kata Arief.

Tak seperti rendang di restoran Padang pada umumnya yang berwarna merah. Di RM Pagi Sore, rendangnya berwarna coklat tua.KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Tak seperti rendang di restoran Padang pada umumnya yang berwarna merah. Di RM Pagi Sore, rendangnya berwarna coklat tua.

Arief mencontohkan kesuksesan Thailand yang memiliki nation's food Tom Yam dipopulerkan oleh lebih dari 16.000 restoran diaspora yang tersebar di seluruh dunia.

“Tumbuh pesatnya restoran Thailand ini tidak lepas dari peran pemerintah yang memberikan soft loan sekitar Rp 1,5 miliar untuk setiap restoran. Untuk penerapan di Indonesia, kita mendukung restoran tersebut melalui co-branding,” kata Arief.

Selain melakukan co-branding 100 restoran dispora Indonesia, hal lain yang menjadi perhatian Kemenpar adalah penetapan nation’s food yaitu rendang, nasi goreng, sate, soto dan gado-gado serta tiga destinasi kuliner Indonesia yaitu Bali, Bandung dan Joglosemar (Jogya, Solo dan Semarang).

Bentuk kerjasama yang terjadi adalah, para diaspora bisa menggunakan branding Wonderful Indonesia untuk meningkatkan nilai merek restoran. Para mitra juga bisa mempromosikan pariwisata melalui lima nation's food.

Apresiasi yang sama juga diberikan oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

"Kami memberi apresiasi kepada para diaspora yang memperkenalkan makanan di luar negeri. Saya paham, kita terus berusaha mempertahankan daya tarik makanan Indonesia, dis ana merupakan negara di mana makanan Indonesia paling banyak ada. Disinilah para diaspora berperan," papar Retno.

IlustrasiOcdp/Wikimedia Commons Ilustrasi

Retno berpendapat agar nama makanan Indonesia yang dipromosikan dipertahankan nama aslinya, seperti nasi goreng, gado - gado, dan lain-lain. Retno pun mengakui untuk memperkenalkan kuliner Indonesia kepada dunia memang memerlukan usaha lebih, tetapi hal itu dapat meningkatkan nilai jual pariwisata Indonesia bagi wisman.

“Dalam promosi, kita tetap harus memperhatikan keaslian makanan, tampilannya, serta bagaimana makanan tersebut dijual. Biasanya sebuah makanan akan naik nilai jualnya kalau ada cerita dibaliknya. Kembangkanlah Indonesia yang majemuk dan damai. Mari dukung diplomasi kuliner Indonesia," pungkas Retno.
 
Seperti diketahui kuliner merupakan media diplomasi sosial ekonomi paling halus, cepat, impactful, dan efektif untuk mempopulerkan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang menarik di dunia.

Kuliner juga memberikan kontribusi terbesar dalam kegiatan pariwisata  sekitar 30 persen hingga 40 persen pengeluaran wisatawan untuk kebutuhan makan dan minum. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com