Menurut Hasto, obyek wisata mesti memiliki daya tarik khas sebagai sebuah keunggulan, termasuk keunggulan karena latar budaya. Contohnya Kiskendo dengan latar kisah Sugriwa Subali dan diperkuat sendratari di dalamnya.
Kemasan wisata dan budaya tentu membedakan dengan obyek lain. "Budaya sangat berhubungan dengan destinasi sebagai keunggulan dari daerah lain," kata Hasto.
Sutradara Herida Damar Wulan mengatakan bahwa sendratari ini sudah tampil di Kiskendo sejak 2016. Pertunjukannya selalu berkonsep opera. Hanya saja, demi daya tarik, mereka sering mengemas dengan banyak kreasi.
Ia mencontohkan, di beberapa pertunjukan sebelumnya penonton disuguhi puncak gunung meledak seolah kera penari sungguh menjebol puncak gunung dan mencipta goa.
Pertunjukan dan kreasi semacam ini semakin mematenkan cerita itu di hati warga. "(Dulu) setiap akhir pekan pertunjukan ini digelar. Setelah lama tidak muncul, kini kembali lagi," kata Damarwulan.
Kiskendo sendiri tumbuh menjadi salah satu obyek andalan Kulon Progo. Dalam satu hari pengunjung bisa datang antara 100-150 orang dengan tiket Rp 5.000 per orang. Parkir hanya Rp 2.000 untuk roda dua dan Rp 5.000 untuk roda empat.
Pengelola Kiskendo, Suisno mengatakan, pertunjukan sendratari ini sekarang berlangsung setidaknya 1-4 kali setiap tahun. Pertunjukan memberi dampak besar. Setidaknya 1.500 tiket masuk dibeli ketika pertunjukan berlangsung di Kiskendo.
Ini berbeda dengan hari biasa yang hanya 100-150 tiket per hari. "Banyak juga wisatawan mancanegara ketika ada pertunjukan Sugriwa-Subali seperti hari ini," kata Suisno.