Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sate Gebug di Kota Malang, Kuliner Legendaris Sejak Tahun 1920

Kompas.com - 21/01/2019, 16:31 WIB
Andi Hartik,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Namanya Warung Sate Gebug. Warung legendaris itu berada di koridor Kayu Tangan, tepatnya di Jalan Jenderal Basuki Rahmat 113 A Kota Malang, Jawa Timur.

Dilihat dari luar, warung berukuran 7x8 meter itu tidak jauh beda dari warung pada umumnya. Pengunjung akan melihat adanya perbedaan jika sudah masuk ke dalamnya.

Baca juga: Kenapa Sate Menggunakan Arang Lebih Nikmat?

Bangunan bekas peninggalan Belanda di dalam warung itu masih berdiri kokoh. Bangunan di dalam warung itu yang dijadikan tempat untuk meracik masakan yang disajikan kepada pengunjung.

Mulanya, bangunan persegi empat seluas 3x3 meter itu yang dijadikan tempat berjualan. Seiring berjalannya waktu, warung itu dilengkapi dengan serambi untuk kenyamanan pengunjung saat menikmati makanan.

Baca juga: Kenapa Jodohnya Sate adalah Gulai dan Tongseng?

Hal itu membuat bangunan awal warung itu tidak tampak dari luar. Bangunan awal pada warung itu sudah ditetapkan menjadi cagar budaya.

Pengunjung saat menikmati menu masakan di Warung Sate Gebug, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (20/1/2019).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Pengunjung saat menikmati menu masakan di Warung Sate Gebug, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (20/1/2019).
Terdapat empat menu masakan yang disediakan di warung tersebut. Yakni sop, soto, rawon dan sate gebuk. Semuanya berbahan daging sapi.

Cita rasa yang khas dan berkualitas membuat warung itu tetap diminati banyak orang. Saat ini, warung itu dikelola oleh generasi ke-3.

Baca juga: Sama-sama Menggiurkan, Ini Beda Nasi Pindang, Rawon, dan Nasi Gandul

Achmad Kabir (24), pengelola warung tersebut menyampaikan, warung itu didirikan pada tahun 1920. Saat itu, Yahmon bersama istrinya Karbuwati membeli bangunan itu kepada pemiliknya yang merupakan orang Belanda.

Bangunan itu awalnya berfungsi sebagai tempat penjualan es. Setelah dibeli, Yahmon sekeluarga lantas menjadikan bangunan itu sebagai tempat untuk berjualan sate.

"Akte bangunannya tahun 1910, toko es batu zaman Belanda. Pemiliknya masih Belanda. Dibeli tahun 1920 dan dipakai untuk warung sate," katanya, Minggu (20/1/2019).

Achmad Kabir, pengelola Warung Sate Gebug di Kota Malang saat membuat sate gebug untuk pelanggannya, Minggu (20/1/2019). KOMPAS.com/ANDI HARTIK Achmad Kabir, pengelola Warung Sate Gebug di Kota Malang saat membuat sate gebug untuk pelanggannya, Minggu (20/1/2019).
Pada tahun 1980, Yahmon meninggal dunia dan digantikan oleh istrinya sebelum akhirnya diturunkan kepada anaknya yang bernama Tjipto Sugiono pada tahun 1989. Tjipto mengelola warung itu bersama istrinya Rusni Yati Badare.

Pada tahun 2017, Tjipto meninggal dunia sehingga warung itu dikelola oleh istrinya serta anaknya, Achmad Kabir yang akan menjadi generasi berikutnya atau generasi ke-3.

"Orang tua saya tidak ngasih resep. Saya dididik untuk mengetahui bahan-bahan yang berkualitas. Saya diajak ke pasar, cara belanja dan disuruh menilai bahan-bahan masakan yang bagus. Setelah itu saya disuruh masak," katanya.

Kabir mulai diajak berbelanja oleh orang tuanya ke pasar sejak kelas 2 Sekolah Dasar (SD) dan mulai bisa memasak sesuai dengan standar yang ada di warung tersebut pada kelas 1 SMA.

Ada satu hal yang selalu Kabir ingat dari ayahnya. Yakni nasihat untuk selalu menggunakan bahan-bahan masakan yang berkualitas supaya cita rasanya tetap khas dan tidak mengecewakan pengunjung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com