Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Malam Mengenal Budaya Sumba Tengah

Kompas.com - 16/02/2019, 11:28 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam orang laki-laki berbusana tradisional Sumba lengkap dengan perisai dan senjata layaknya golok menarikan tarian perang dengan gerakan layaknya sebuah pasukan.

Inilah Tari Kataga, sebuah tarian representatif dari perang antar-suku yang dahulu marak di Pulau Sumba. Kini Tari Kataga lebih sering ditampilkan untuk menyambut tamu atau dalam acara adat.

Tari Kataga juga yang membuka Malam Pagelaran Seni dan Budaya Kabupaten Sumba Tengah, NTT yang diselenggarakan di Hotel Borodubur, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Baca juga: Keeksotisan Pulau Sumba Semakin Dikenal Wisatawan

"Sejak terbitnya Kabupaten Sumba Tengah pada 2007, sektor pariwisatanya belum mendapat perhatian sempurna layaknya kabupaten lain seperti Sumba Timur, Sumba Barat, atau Sumba Barat Daya. Kami Ikatan Keluarga Sumba Tengah Jabodetabek terpanggil untuk mengisi Malam Pagelaran Seni dan Budaya Sumba Tengah," kata Ketua Ikatan Keluarga Sumba Tengah Jabodetabek, Umbu Pada Boli Yora dalam pidato pembukaan Malam Pagelaran Seni dan Budaya Sumba Tengah.

Penampilan Tari Kataga di acara Malam.Oagelaran Seni dan Budaya Sumba Tengah.Kompas.com/Silvita Agmasari Penampilan Tari Kataga di acara Malam.Oagelaran Seni dan Budaya Sumba Tengah.
Untuk memperkenalkan budaya, kesenian, dan pariwisata Sumba Tengah dalam acara Malam Pagelaran Seni dan Budaya Sumba Tengah ditampilkan tari-tarian, nyanyian, dan juga pagelaran busana bertajuk Sumba Tengah.

Di sela acara juga ada lelang kain Sumba yang terkenal memiliki pola yang rumit dan indah.

Baca juga: Menerobos Rimba Manurara Pulau Sumba Mencari Air Terjun Matayangu

Umbu Pada Boli Yora mengatakan lewat Malam Pagelaran Seni dan Budaya Sumba Tengah juga dapat memperkenalkan Sumba Tengah ke lebih banyak orang dan menarik bagi wisatawan untuk berkunjung.

Termasuk mendorong pemerintah untuk memperbaiki akses menuju destinasi wisata yang berada di Sumba Tengah, berimbas kepada terbukanya penanaman modal investor dan memajukan ekonomi masyarakat Sumba Tengah.

Baca juga: Melalui Film, Nama Pulau Sumba Makin Populer

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya yang hadir dalam acara ini mengatakan Sumba Tengah punya budaya dan alam yang dapat menarik wisatawan mancanegara.

"Sumba Tengah saya kira seksi terutama untuk wisman Eropa yang terkenal dengan length of stay besar," jelas Nia.

Air terjun Matayangu di Desa Manurara, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Senin (6/8/2018). Air terjun ini berada dalam kawasan Taman Nasional MataLawa Sumba.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Air terjun Matayangu di Desa Manurara, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Senin (6/8/2018). Air terjun ini berada dalam kawasan Taman Nasional MataLawa Sumba.
Untuk itu Nia menyebutkan Kemenpar siap mempromosikan Sumba Tengah di luar negeri, lewat menampilkan foto dan video pariwisata Sumba Tengah ketika pameran ke luar negeri.

Secara geografis Sumba Tengah merupakan kabupaten kedua terluas di Pulau Sumba setelah Sumba Timur. Sumba Tengah terkenal dengan padang sabana tempat berkembang biak kuda sandelwood khas Sumba.

Di sana juga terdapat banyak perkambungan adat tradisional Sumba seperti Kampung Dei Kambajawa, Kampung Laitarung, Kampung Galukabul, dan Kampung Gallu Langati. Air terjun Matayangu dan Pantai Aili juga dapat menjadi pilihan wisatawan saat berkunjung ke Sumba Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com