Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran, Pilihan Destinasi Liburan untuk Penggemar Wisata Budaya

Kompas.com - 19/02/2019, 21:08 WIB
Vitorio Mantalean,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi para turis yang menggemari kekayaan budaya, Iran merupakan negara yang wajib dikunjungi. Peradaban Persia yang berusia kurang lebih 7 ribu tahun menyebabkan Iran begitu dilimpahi kekayaan budaya.

Terlebih, mirip seperti Indonesia, Iran juga terdiri dari berbagai suku yang masing-masing berlainan adat-istiadat, mulai dari pakaian sampai kuliner. Kini, meskipun modernisasi juga berlangsung di Iran, namun unsur-unsur tradisional sanggup berjalan seirama.

Tradisi setiap suku berbeda, bahasanya pun beda. Ada pakaian-pakaian tradisional yang masih dipakai oleh suku tertentu, misalnya Baluchistan. Mereka mengenakan pakaian tersebut bukan karena menyambut festival budaya saja,” jelas Konselor Kebudayaan Kedubes Republik Islam Iran di Jakarta, Mehrdad Rakhshandeh kepada KompasTravel Senin (18/2/2019).

Mehrdad menjelaskan, pemerintah Iran memang juga menggelar semacam festival budaya tahunan. Namun, di luar festival tersebut, tradisi di Iran tetap berlangsung sehari-hari.

Hal ini membuktikan bahwa penduduk Iran betul-betul melestarikan nilai-nilai tradisionalnya, bukan semata merawat situs-situs peninggalan sejarahnya saja.

Selain itu, di kalangan turis, penduduk Iran dikenal ramah terhadap tamu, dalam hal ini turis mancanegara. Mereka pun tak akan sungkan berbicara dengan bahasa asing, baik Arab maupun Inggris.

“Kami tidak punya kebiasaan tertentu yang harus dipatuhi oleh turis. Kami malah ingin menyelaraskan dengan kebiasaan si turis, sebagai penghormatan terhadap mereka. Kami menghormati kebiasaan mereka,” tambah Mehrdad ketika ditemui di Pameran Seni dan Budaya Iran di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Sofal, sejenis kerajinan tangan Persia berupa keramik dengan mozaik yang rumit.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Sofal, sejenis kerajinan tangan Persia berupa keramik dengan mozaik yang rumit.
Sifat ramah ini juga menular pada keamanan berkunjung ke Iran. Kendati negara ini dipagari oleh beberapa negara yang tengah digoyang konflik seperti Irak dan Afghanistan, tetapi Iran sanggup menjadi negara ke-6 teraman di dunia.

Di sisi lain, perlu dicatat jika Iran merupakan negara Islam yang menerapkan peraturan syariah. Sehingga, terdapat beberapa peraturan agama yang telah dimuat sebagai peraturan negara.

Mengenakan kerudung bagi turis wanita, misalnya, bukan lagi dianggap sebagai kebiasaan, melainkan hukum negara.

“Terkait hijab, anggaplah itu cara turis menghargai peraturan negara yang berlaku buat orang Iran maupun bukan. Namun, kami tidak akan mempersulit turis, yang penting pakai penutup kepala,” jelas Mehrdad menjelaskan.

“Bagaimana bentuknya, ya sudah, selesai.” lanjutnya.

Arsitektur megah Masjid Jameh di Kota Esfahan, Iran. Masjid ini telah berusia 900 tahun lebih.SHUTTERSTOCK Arsitektur megah Masjid Jameh di Kota Esfahan, Iran. Masjid ini telah berusia 900 tahun lebih.

Status Iran sebagai negara Islam juga memudahkan para turis muslim dalam melaksanakan kewajiban agama.

Tanpa embel-embel wisata halal, segala aspek kehidupan Iran telah diatur sedemikian rupa agar syar’i.  Tak perlu meragukan halal-haramnya bahan makanan atau cemas tak menemui masjid ketika azan berkumandang.

Bahkan, Mehrdad mengklaim jika pemerintah Iran telah mengatur sedemikian rupa jadwal pemberangkatan transportasi umum supaya tidak berbenturan dengan waktu ibadah.

Bila bentrok, bus atau kereta akan berhenti beberapa saat guna memberi kesempatan pada penumpang menunaikan ibadah.

Maka, jangan berharap bisa memperoleh minuman keras dengan mudah di Iran. Kalaupun ada, minuman keras disuplai melalui pasar gelap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com