Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lontong Cap Go Meh Hanya Ditemui di Indonesia?

Kompas.com - 20/02/2019, 08:00 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sajian khas menurup rangkaian Imlek bagi Tionghoa-Jawa biasa adalah lontong cap go meh. Lontong beras bulat yang disajikan dengan kuah santan sayur labu, opor ayam, dan sambal goreng hati, sedapnya!

Lauk di lontong cap go meh bisa dibilang sangat mirip dengan ketupat yang selalu hadir dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia. Sebang memang itulah asal usul lontong cap go meh, produk peranakan Tionghoa Indonesia.

"Orang China membuat lontong cap go meh, terinspirasi dari ketupat tetapi ada bedanya dengan ketupat, lontong tak bersudut," kata ahli gastronomi dari Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito saat dihubungi KompasTravel, Jumat (23/6/2017).

Bentuk lontong yang bulat, menurut Murdijati, adalah representatif dari bulan purnama. Perbedaan lainnya, lontong dibuat menggunakan daun pisang dengan cara yang lebih sederhana, bukan janur kelapa yang dianyam membentuk ketupat.

Senada dengan Murdijati, Pemerhati budaya Tionghoa, Agni Malagina menyebutkan bahwa lontong cap go meh berasal dari budaya umat muslim. Contohnya di Lasem, Jawa Tengah ada lontong bentuk segi tiga. Mirip denagn lontong China Peranakan.

Menurutnya, dalam dunia kuliner saling serap dan saling pinjam resep dan teknik pembuatan adalah hal yang lumrah terjadi.

Lontong cap go meh di Kedai Sirih Merah.Kompas.com/Silvita Agmasari Lontong cap go meh di Kedai Sirih Merah.

"Lontong Cap Go Meh ini bentuk makanan adaptasi, bentuk baru untuk kaum peranakan. Bukan menggantikan, mereka menghormati tradisi masyarakat setempat (di pesisir Laut Jawa). Lontong Cap Go Meh ini murni untuk merayakan Cap Go Meh. Mereka ingin memunculkan identitas asli mereka karena kan peranakan itu gak tahu resep masakan asli,” kata Agni saat dihubungi..

Lontong Cap Go Meh sendiri adalah hanya ditemukan di pesisir Laut Jawa. Di daerah-daerah peranakan China lain seperti di Singkawang, Palembang, atau Bangka Belitung tidak mengenal budaya makan lontong cap go meh.

“Akulturasi di Bangka Belitung, Singkawang di Pontianak, memang baru-baru datang ke nusantara pada abad ke-19 karena untuk mengisi tenaga kerja perkebunan dan tambang. Interaksi dan asimilasi di sana kurang mendalam dibandingkan imigran-imigran dari China ke Pulau Jawa,” tambahnya

Sedangkan di Jawa akulturasi terjadi sejak zaman Laksamana Cheng Ho pada Dinasti Ming tahun 1368-1644 masuk ke wilayah pesisir Laut Jawa di sisi Semarang. Jalur pesisir Jawa merupakan jalur perdagangan laut pada masa itu.

Laki-laki imigran China banyak berinteraksi dengan masyarakat setempat seperti perkawinan dengan perempuan-perempuan Jawa.

Agni juga menjelaskan Lontong Cap Go Meh berasal dari kebiasaan dari santri menyantap ketupat dan opor ayam. Selanjutnya, China peranakan melihat kuliner itu dan mencicipi ketupat dan opor ayam.

Pada akhirnya lotong cap go meh kini identik dengan sajian saat Cap Go Meh atau tanggal15 kalender China setelah Tahun Baru Imlek di Indonesia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com