Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di mana Lokasi Kursi Terburuk saat Naik Pesawat?

Kompas.com - 24/02/2019, 11:05 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan kursi saat menumpang pesawat dapat memengaruhi berbagai faktor selama penerbangan. Untuk itu baiknya sebelum menupang pesawat melakukan check in terlebih dahulu agar dapat menentukan kursi pilihan.

"Lokasi kursi paling buruk secara umum adalah barisan paling belakang dari maskapai," kata konten spesialis di SeatGuru, David Duff.

Duff mengatakan kursi barisan paling belakang biasanya memiliki jarak sandaran yang lebih terbatas dibanding kursi baris lain.

Belum lagi gangguan suara dan bau dari orang yang mengantre ingin menggunakan toilet, kru kabin yang menyiapkan makanan, dan mengobrol.

"Banyak kursi baris paling belakang dari pesawat tidak punya jendela dan paling parah ketika di belakang turbulensi lebih terasa," jelas Duff.

Selain kursi baris paling belakang, kursi bagian tengah juga tidak diminati karena dijepit oleh dua penumpang lain.

Ada juga kursi di bagian sebelah jendela evakuasi. Kursi ini biasanya tidak dapat disandarkan ke belakang, walaupun punya kelebihan yakni ruang untuk kaki yang lebih lebar.

"Banyak keluhan dari pembaca SeatGuru, kalau suasana di kursi sebelah jendela evakuasi lebih dingin daripada kursi lain. Untuk mengakalinya bawalah tambahan seperti pashimina atau selimut," saran Duff.

Terakhir adalah kursi sekat. Alias kursi yang berada persis di belakang sekat atau dinding pembatas (misal sekat memisahkan kelas ekonomi dan kelas ekonomi premium, atau sekat penumpang dan toilet).

Kursi sekat ini terkenal memiliki ruang kaki yang luas dan tidak akan terkena gangguan dari penumpang depan, karena yang ada hanya sekat.

Namun kursi ini populer di kelangan penumpang yang membawa bayi, karena sekat dapat ditempel tempat tidur bayi. Jadi bijaklah memilih lokasi duduk di pesawat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com