Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Karang Taruna Ciptakan Wisata Puncak Sosok Yogyakarta

Kompas.com - 26/02/2019, 19:09 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BANTUL, KOMPAS.com – Era media sosial seperti sekarang ini membuat banyak obyek wisata yang bermunculan. Misalnya di Yogyakarta, ada banyak obyek wisata yang bermunculan sekarang ini.

Salah satu obyek wisata yang masih terbilang baru adalah Puncak Sosok yang berlokasi di Desa Bawuran, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Kini obyek wisata ini dikunjungi banyak wisatawan, terutama sore hari pada akhir pekan yang bisa mencapai ratusan orang.

Baca juga: Nyore Romantis Ditemani Musik Akustik di Puncak Sosok, Bantul

Namun, sebelum Januari 2018 Puncak Sosok hanyalah lahan kosong tanah kas desa. Belum ada obyek wisata yang menyajikan keindahan sore sembari ditemani alunan musik akustik ini.

Berdirinya obyek wisata Puncak Sosok yang semula hanyalah lahan kosong ini ternyata diinisiasi oleh kelompok pemuda (karang taruna) setempat. Meski baru dibangun Januari 2018, kisah awal berdirinya Puncak Sosok sudah dimulai sejak 2017.

Dimulai dari Puncak Gebang

Kisah mengenai awal mula pembangunan Puncak Sosok yang diinisiasi oleh karang taruna ini disampaikan langsung oleh ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jabal Kelor, Rudi Harianto saat ditemui Kompas.com, Minggu (10/02/2019).

“Berkaca dari tetangga sebelah di Dlingo dan Mangunan yang sudah ramai di awal 2016, seperti Pinus Mangunan, kita berinisiatif coba lah kami ubah sini. Dulunya ingin dijadikan tempat tongkrongan, bukan sebesar ini,” ujar Rudi.

Baca juga: 5 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Wisata Puncak Sosok Bantul

Ia melanjutkan, awal mula obyek wisata di daerahnya ini bermula dari Puncak Gebang yang ada di bawah Puncak Sosok. Puncak Gebang dibuka tahun 2017 dengan acara kecil-kecilan seperti musik dan kesenian angklung dari Malioboro.

“Perkiraan pengunjung saat itu sekitar 300 orang. Ternyata yang hadir sekitar 5.000 orang pas di Gebang itu. 2017 itu, dan titik baliknya di situ. Awalnya hanya acara tahun baru, tetapi kenapa tidak dilanjutkan? Kan sayang,” ujar Rudi.

Namun saat itu pihaknya terkendala tanah karena Puncak Gebang merupakan tanah pribadi. Ketika berdiskusi untuk membuat obyek wisata, pemilik tanah awalnya ragu, tetapi ia akhirnya mengizinkan.

“Awal pendanaan cuma dari kas pemuda yang tidak seberapa dengan anggota sekitar 30 orang. Setelah banyak dikunjugi masyarakat luar, baru kita buat warung dan stand-stand untuk pemuda, ternyata bagus, banyak yang datang,” imbuh Rudi.

Baca juga: 5 Tips Nyore Romantis di Puncak Sosok, Bantul

Selanjutnya pihaknya berdiskusi dengan warga dan mereka setuju untuk naik ke tingkat dusun (empat RT). Usai satu suara, pihaknya bertemu dengan kepala desa untuk menyampaikan program pengembangan wisata.

“Alhamdulillah sinkron dengan program desa. Ternyata di desa juga ada program di bidang pariwisata, hanya bentuknya seperti apa masih rancu. Lalu kita di-backup dari desa melalui dana desa untuk akses jalan ke sini (Puncak Sosok) sepanjang 550 meter,” jelas Rudi.

Berkah Acara Kapolda Cup

Rudi melanjutkan, untuk memecah pengunjung di Puncak Gebang, dibuatlah trek downhill karena kebanyakan pengunjung datang bersepeda. Panjang trek adalah 1,4 kilometer dari Puncak Sosok sampai Puncak Gebang dan dibuat dengan gotong royong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com