Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[WAWANCARA KHUSUS] Menpar: Ring of Fire Indah tapi Ada Risiko...

Kompas.com - 27/02/2019, 22:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berada di lingkaran Cincin Api serta diapit dua samudera, Indonesia bagai dianugerahi kekayaan alam yang istimewa. Jajaran gunung dan bentangan garis pantai menjadi lanskap utama negeri ini. Namun, selain memesona, kekayaan alam ini juga menyimpan momok yang sewaktu-waktu mampu mengancam.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui bila faktor alam merupakan salah satu tumpuan utama pariwisata Indonesia.

“Saya sadar betul bahwa risiko bencana alam Indonesia itu besar. Jadi, plus-minusnya juga kita dapat. Ring of Fire memang indah, tapi ada risiko,” ujar Arief dalam wawancara khusus KompasTravel di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Tahun 2018 menjadi periode yang ia soroti. Memang, tahun lalu pariwisata Indonesia beberapa kali dihantam bencana alam bertubi-tubi yang diklaim menjadi biang kerok tidak tercapainya target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman).

Menurut pendapat Arief, peristiwa bencana alam hampir pasti berdampak langsung terhadap kunjungan wisman. Fenomena ini dapat dikenali dengan mudah melalui angka pembatalan pesanan hotel.

“Ketika ada bencana besar, besoknya terjadi cancellation yang tinggi,” katanya. Ia memberi contoh gempa kedua di Lombok (5/8/2018).

“Cek (angka pembatalan pesanan hotel-Red) tanggal 6. Berapakah turunnya? 65 persen,” tambahnya mengutip statistik dari situs Amadeus.com.

Langkah Mitigasi

Pada kesempatan yang sama, Menpar pun mengakui bila masih terdapat sejumlah kendala terkait mitigasi bencana di destinasi-destinasi wisata.

“Bahwa di beberapa daerah belum ada instalasi, itu kekurangan kita yang harus diakui,” ucap pria 57 tahun ini.

Untuk memitigasi dampak buruk bencana alam, Arief menyebut bahwa Kemenpar akan terus meningkatkan koordinasi dengan BNPB maupun BMKG. Di samping itu, pihak Kemenpar telah membentuk tim crisis center (TCC) guna menanggulangi dampak bencana di destinasi-destinasi wisata.

Arief mengatakan, tim ini akan disiagakan dan bergerak secepat mungkin merespons bencana alam, melalui prosedur operasional yang telah ditetapkan.

“Kita ada TCC, begitu ada kejadian kita langsung bergerak. Ada tahap tanggap, pemulihan, tahap normalisasi. Itu yang bisa kita lakukan. Bencana bisa terjadi dan kita bisa membuat tenang wisatawan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com