Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dari Berlin, Menpar Terbang ke Paris Mengunjungi Markas UNESCO

Kompas.com - 09/03/2019, 09:03 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com– Setelah mengikuti rangkaian rangkaian acara pameran ITB Berlin 2019 yang berlangsung 5-10 Maret 2019, Menpar Arief Yahya terbang ke Paris, markasnya UNESCO—lembaga PBB yang bergerak dalam bidang kebudayaan.

Adapun sebelumnya, ia telah memastikan pameran internasional yang diikuti pihak Indonesia itu berjalan lancer dan tepat seperti semestinya.

“Kalau soal ITB Berlin, saya cukup confidence karena (saya) sudah memantau sendiri, sejauh ini lancar. Semoga hasilnya pertemuan antara buyers dan seller juga bagus serta grafiknya terus meningkat. Saya lihat detailnya selama di Berlin, di lingkungan pameran yang diikuti 180 negara itu bagus,” kata Arief Yahya seperti dikutip dalam rilis yang diterima kompas.com, Jumat (8/3/2019).

Dia menuturkan bahwa booth Indonesia di gelaran tersebut cukup memikat orang untuk datang.

Desain Phinisi sebagai ikon selalu berubah setiap tahun, tetapi menggunakan setting model dan konsep yang sama, yakni kapal Phinisi. Perahu tradisional asal Bugis, Sulsel, khususnya Desa Bira, Kec Bonto Bahari, Kab Bulu Kamba itu hadir dengan bentuk khas, punya 3 tiang utama, 7 layar, 3 layar di depan, 2 di tengah dan 2 lagi di belakang.

“Phinisi sudah keliling dunia, sudah dikenal, desain dan bentuknya khas Indonesia yang menandai bahwa Negeri Kita itu bangsa pelaut. Selain itu, sejak dulu, nenek moyang kita memang seorang pelaut. 10 Destinasi Prioritas atau 10 Bali Baru itu 7 di antaranya juga punya kekuatan pada sektor wisata bahari,” ujar Menpar Arief Yahya.

Selain itu, venue ITB Berlin sendiri, Pavillion Indonesia selalu didatangi media, untuk interview mengenai pariwisata Indonesia. Di Majalah ITB Berlin News yang merupakan media ofisial pameran itu juga sudah ada executive interview dan promosi The Heart of Wonders. Saat ini di halaman itu terpampang foto Wastra Nusantara sebagai bagian 10 Bali Baru yang sedang dilombakan.

Di luar venue, branding dengan bus-bus yang keliling Kota Berlin juga sudah berlangsung sesuai rencana. 

“Saya memantau sendiri dari titik-titik yang ikonik itu bus Wonderful Indonesia berseliweran. Dari Check Point Charlie, Tauentzienstrabe, Lustgarten, East Side Gallery, Strausberger Platz, Mauerpark, Hauptbahnhof, Brandenburg Tor, Siegessaule,” kata Arief Yahya. 

Saat Menpar Arief Yahya mengunjungi markas UNESCO di Paris, Jumat (8/3/2019).Dok Humas Kemenpar Saat Menpar Arief Yahya mengunjungi markas UNESCO di Paris, Jumat (8/3/2019).

Selama ITB Berlin berlangsung, desain destinasi wisata yang sudah siap dijual di Tanah Air turut dipromosikan di Ibu Kota Jerman tersebut.

Gambarnya beraneka ragam. Mulai dari Borobudur Joglosemar, Pink Beach Komodo Labuan Bajo NTT, Gebogan Bali, Gandrung Sewu Banyuwangi, Bromo Jatim, Raja Ampat Papua Barat, Wae Rebo NTT, Pulau Padar NTT, sampai gambar-gambar Danau Toba Sumatera Utara.

Segala aktivitas di pamerang tersebut dan hal-hal yang mendukungnya berjalan sesuai rencana dipimpin oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Nia Niscaya, dengan Asdep Eropa Agustini Rahayu.

“Terima kasih juga, (sudah) dibantu Pak Dubes RI untuk Jerman, Havas Oegroseno yang support penuh. Saya terbang ke Paris, dan semalam sudah berdiskusi untuk mempersiapkan diri bersama tim KBRI Paris yang dipimpin Surya Rosa Putra, Dubes Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO,” kata Menpar Arief Yahya.

Terbang ke Paris

Ia berujar kedatangannya ke Paris, salah satunya bertujuan untuk mempresentasikan kekayaan geopark Indonesia.

Menpar Arief Yahya mengakui selama menjabat, belum sempat berkunjung langsung ke markas UNESCO di Paris. Padahal, Geopark itu disahkan sebagai Unesco Global Geopark (UGG) dari Paris.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com