Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarian Tradisional Khas Nagekeo Tampil di Festival Pantai Enagera

Kompas.com - 20/03/2019, 09:41 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MAUPONGGO, KOMPAS.com - Kabupaten Nagekeo, Flores bagian Tengah, Nusa Tenggara Timur kaya musik bambu dan tarian tradisional. Selama ini pementasan musik bambu dan tarian tradisional hanya dilakukan di seputar upacara adat, upacara peresmian rumah ibadah, dan upacara syukuran imam baru.

Selain itu juga dilakukan pada upacara-upacara kenegaraan di Kota Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo.

Ada juga musik khas Nagekeo sudah pentas di tingkat nasional di Palu, Sulawesi Tengah beberapa tahun lalu. Musik tradisional itu adalah musik Ndoto dari Kampung Wajo, Kecamatan Keo Tengah. Ada juga tarian Todagu dari Kelurahan Natanage, Kecamatan Boawae yang juara I tingkat Propinsi NTT saat Jambore Pariwisata di Kabupaten Alor, 2018 lalu.

Untuk melestarikan dan mempertahankan tarian dan musik tradisional ini di era globalisasi yang terus menggempur pelosok-pelosok Nusantara, Pemuda Mauponggo Event Organizer, Kabupaten Nagekeo berani mengambil keputusan dengan keterbatasan anggaran dengan menggelar Festival Pantai Enagera pertama di Lembah Sawu, di bawah kaki gunung api Ebulobo, Kecamatan Mauponggo.

Baca juga: Ini Tradisi Etu, Tinju Adat Khas Nagekeo dan Ngada...

Selama ini Lembah Sawu yang eksotis serta pantai pasir putih Enagera tersembunyi dari berbagai promosi dan publikasi media massa.

Menggelar sebuah acara besar bermodalkan tekad dari pemuda milenial Mauponggo dengan mengambil keputusan singkat, cepat dan pasti untuk menggelar Festival Pantai Enagera pertama ini demi mementaskan berbagai musik dan tarian tradisional yang mengandung banyak makna di baliknya.

Baca juga: Menikmati Sajian Lokal di Sea World Club Resort Maumere Flores

Tekad dan niat baik dari pemuda Mauponggo berhasil melaksanakan festival pertama tingkat Kabupaten Nagekeo hingga hari penutupan, Selasa (5/3/2019). Festival ini digelar dari Selasa (26/2/2019) hingga penutupan Selasa (5/3/2019) berjalan dengan lancar dan aman.

Inilah 15 musik dan tarian tradisional yang dipentaskan selama Festival itu berlangsung, baik yang dibawakan oleh masyarakat setempat maupun siswa dan siswi dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Nagekeo.

Tarian tradisional Khas Nagekeo pentas di Festival Pantai Enagera I Flores KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Tarian tradisional Khas Nagekeo pentas di Festival Pantai Enagera I Flores
1. Tarian Todagu

Tarian dibawakan oleh siswa SMPK Kotagoa, Kelurahan Natanage, Kecamatan Boawae. "Toda" artinya sendang, "gu" artinya bambu. Jika diterjemahkan secara harafiah bahwa todagu berarti tarian sendang dengan alat musik bambu. Untuk diketahui bersama bahwa Kelurahan Natanage, Kecamatan Boawae berada di bawah kaki gunung api Ebulobo di bagian utaranya.

Maria Fransiska Awi, Ketua Sanggar Bahagita Remaja Kotagoa kepada Kompas.com, Selasa (26/2/2019) menjelaskan, era tahun 1980-an, tarian Todago juga juara I di pementasan budaya tingkat Provinsi NTT. Dan kini, tahun 2018, tarian ini yang dipentaskan di Jambore Pariwisata Tingkat Provinsi NTT yang dilaksanakan di Kabupaten Alor meraih juara I umum.

Fransiska menjelaskan, makna dari tarian Todagu adalah tarian kemenangan bagi kaum laki-laki yang pulang perang di masa silam. Jadi kaum laki-laki Nagekeo saat merayakan kemenangan perang menari-nari dengan tarian Todagu diiringi musik bambu.

Tarian ini mengungkapkan kegembiraan setelah menang perang. Sementara khusus untuk kaum perempuan sebut tarian Tea Eku. Tarian Tea Eku berarti kaum perempuan atau para istri menyambut suami dan kaum laki-laki yang pulang perang dengan membawa kemenangan.

Menurut Fransiska, Pemuda Nagekeo di Jakarta sudah memiliki kelompok tarian Todagu yang selalu tampil dalam berbagai acara budaya dan pariwisata di Jakarta.

“Kami bangga dengan warisan leluhur yang tetap dipertahankan hingga di era globalisasi ini,” katanya.

2. Tarian Enagera

Tarian ini dibawakan oleh siswa SMP Satu Ata Gusu. Tarian ini mengisahkan leluhur orang Keo sebagai penjaga Pantai Ena atau pantai berpasir dengan nama Gera Gae. Selain keturunannya menamakan pantai di bagian selatan itu dengan sebutan Pantai Enagera juga ada tarian Enageranya.

Pemangku adat Keturunan Gera Gae, Laurensius Ame menjelaskan, pantai yang berada di bagian selatan dari Kabupaten Nagekeo diberikan langsung oleh leluhur dengan nama Pantai Enagera. "Ena" dalam bahasa Keo berarti pasir sedangkan "Gera" itu nama leluhur pertama di kawasan Selatan ini. Nama panjang dari leluhur itu adalah Gera Gae.

Tarian tradisional Khas Nagekeo pentas di Festival Pantai Enagera I Flores KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Tarian tradisional Khas Nagekeo pentas di Festival Pantai Enagera I Flores
“Kami ini menjadi keturunan aslinya untuk menjaga dan merawat warisan leluhur di bagian Selatan dari Kabupaten Nagekeo. Kami berterima kasih kepada Pemuda Mauponggo yang menggelar Festival Pantai Enagera pertama di Kabupaten Nagekeo,” kata Laurensius Ame.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com