Share this page

4 Tips Liburan ke Geoforest Watu Payung Turunan Gunungkidul

Kompas.com - 2/Apr/2019 , 08:05 WIB

4 Tips Liburan ke Geoforest Watu Payung Turunan Gunungkidul

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com – Obyek wisata di Kabupaten Gunungkidul ternyata bukan hanya pantai. Kawasan perbukitannya ternyata juga menyimpak pesona keindahan sehingga terut berkembang menjadi obyek wisata.

Contoh obyek wisata Gunungkidul yang ada di kawasan perbukitan salah satunya adalah Geoforest Watu Payung Turunan. Letak obyek wisata ini adalah di Dusun Turunan, Desa Girisuko, Kecamatan Panggang, Gunungkidul.

Baca juga: Menyusuri Geoforest Watu Payung Turunan, Permata dari Gunungkidul

Obyek wisata ini memang menawarkan panorama alam yang begitu indah. Jika ingin berkunjung ke Geoforest Watu Payung Turunan Gunungkidul, simak 4 tips berikut:

1. Datang setelah subuh

Panorama yang tersaji di Geoforest Watu Payung Turunan memang tetaplah indah, meski dikunjungi pada siang hari. Namun di pagi hari, pesona keindahan di sini seolah semakin menjadi-jadi.

Sama seperti obyek wisata favorit Yogyakarta di kawasan Mangunan, hamparan kabut yang melayang dan mengikuti aliran Sungai Oya dengan latar belakang barisan perbukitan hijau tampak begitu menawan di pagi hari.

Baca juga: Jogja Juga Punya Air Terjun Tepi Laut!

Selain itu, sajian utama juga bisa disaksikan jika datang ke Geoforest Watu Payung Turunan ini setelah subuh. Sajian utama itu adalah keindahan matahari terbit yang begitu memesona. Cahayanya yang menembus tirai kabut seolah membuat suasana pagi semakin syahdu.

2. Datang saat peralihan musim hujan menuju kemarau

Berkunjung ke obyek wisata yang satu ini paling pas adalah di pagi hari ketika peralihan musim hujan menuju kemarau. Biasanya, siklus tahunan itu terjadi sekitar bulan Mei sampai pertengahan Juni.

Samudera kabut yang bisa dijumpai di Watu Payung, Panggang saat pagi hari.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Samudera kabut yang bisa dijumpai di Watu Payung, Panggang saat pagi hari.
Hal itu karena menjelang musim kemarau, biasanya pagi cenderung lebih cerah sehingga kemungkinan terlihatnya matahari terbit akan lebih besar. Selain itu, kondisi yang masih belum terlalu kering membuat pepohonan masih menghijau dan aliran Sungai Oya masih ada.

Jika berkunjung pada puncak atau akhir kemarau seperti Bulan Agustus atau September, pepohonan meranggas dan tak lagi berwarna hijau. Sementara aliran Sungai Oya juga hampir kering ketika kemarau.

3. Bawa kamera

Semua keindahan yang tersaji di Geoforest Watu Payung Turunan tentu sangat disayangkan jika tidak sampai diabadikan. Menjadi aktivitas lazim saat berwisata masa kini, berfoto juga pas dilakukan di sini karena keindahan yang tersaji.

Selain berswafoto, mereka yang hobi fotografi pun bisa bebas bereksperimen di sini. Berbagai teknik pengambilan foto bisa dilakukan. Jika tidak, membuat video timelapse dari kabut yang bergerak perlahan juga pas dilakukan di sini.

Baca juga: Liburan ke Gunungkidul, Coba Nikmati Segarnya Air Terjun Sri Gethuk

Namun bagi pencinta swafoto, hendaknya tetap berhati-hati. Hal itu karena sisi utara obyek wisata ini berupa tebing terjal. Jika sampai terjatuh, maka akibatnya akan fatal.

4. Menjaga kebersihan dan fasilitas yang ada

Beberapa ornamen telah ditambahkan oleh pengelola di spot-spot yang menyajikan keindahan pemandangan. Tidak tanggung-tanggung, ornamen itu sangat artistik dan dibuat dari tangan seniman.

Oleh karena itu, hendaknya tetap menjaga ornamen itu agar tidak rusak seperti mematuhi jumlah maksimum. Saat berfoto pun hendaknya tidak berpose yang berlebihan seperti melompat bersamaan karena bisa merusak oranmen spot foto.

Baca juga: Pantai Ngobaran, Sepotong Bali di Selatan Gunungkidul

Selain itu, satu kewajiban lain yang harus dilakukan oleh pengunjung adalah menjaga kebersihan. Geoforest Watu Payung Turunan terkenal akan keindahan alamnya yang asri. Oleh karena itu, sampah benar-benar akan mampu menghancurkan semua keindahan itu.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya