Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gobustan, Tanah Kuno Tempat "Batu Bernyanyi"

Kompas.com - 02/04/2019, 14:06 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Sumber CNN Travel

KOMPAS.com – Ada satu tempat di Negara Azerbaijan yang mendapat julukan sebagai “Tanah Sungai Kering”. Tempat itu sekarang ini ada di Gobustan. Namun, sekitar 40.000 tahun yang lalu, wilayah ini kaya, hijau, dan berhutan lebat.

Usai zaman es, masyarakat masa lalu di sini berburu rusa dan kambing. Mereka juga memanen makanan dari padang rumput sabana dan berlayar di Laut Kaspia.

Di tempat yang merupakan salah satu awal peradaban manusia ini, orang-orang dari timur dan barat bertemu lalu menetap di serangkaian gua batu kapur dari generasi ke generasi hingga sekitar abad 20.

Kini peninggalan gua berbatu ini (sekitar 20) tersebar di tiga bukit yang berada di pusat Cagar Negara Bagian Gobustan. Ini merupaka museum outdoor unik seluas 537 hektar yang lengkap dengan visitor center nan canggih.

Peninggalan sejarah tidak hanya gua. Ada lebih dari 6.000 pahatan batu di dataran tinggi berbatuan kapur semi gurun ini. Pahatan itu dikenal sebagai petroglif.

Bentuk Seni Kuno

Dilansir dari CNN Travel, petroglif adalah seni peradaban manusia paling kuno. Tempat ini selama ribuan tahun selain menjadi tempat tinggal juga merupakan tempat suci agama.

Dahulu, di sini dilakukan ritual dan upacara magis. Dilakukan pula pemujaan terhadap leluhur dan gunung-gunung. Terdapat ukiran di batu yang menggambarkan prajurit, wanita bertato, lembu, rusa, kambing, adegan memancing, dan ritual pengorbanan.

Meski dulunya merupakan pusat peradaban manusia, kini bentang alamnya tak lagi bisa dikenali karena perubahan iklim. Hal itu juga membuat flora dan fauna asli turut menghilang.

Memang apa yang dilihat oleh nenek moyang dahulu di Gobustan tidak lagi terlihat sekarang ini. Namun ada suatu peninggalan yang masih bisa didengarkan dari zaman dahulu sampai sekarang.

Batu bernyanyi

Peninggalan itu adalah “batu bernyanyi”. Salah satu batu adalah Gaval Dash yang berdiri di pintu masuk taman. Batu ini adalah satu dri empat “batu bernyanyi” yang bisa ditemukan di seluruh taman.

Saat batu besar nan kokoh setinggi dua meter ini dipukul dengan batu kecil, maka suara bunyi berdering yang beresonansi akan terdengar. Di Azerbaijan, Gaval Dash memiliki arti “batu rebana”.

Suara resonansi nan unik ini disebabkan oleh adanya lubang mikroskopis did alam batu. Hal ini dianggap sebagai akibat dari iklim kering dan efek gas alam di wilayah ini.

Gugusan Batu Bersejarah di Gobustan, Azerbaijan.Shutterstock Gugusan Batu Bersejarah di Gobustan, Azerbaijan.

Sampai saat ini, pengunjung masuh bisa memainkan batu yang merupakan alat musik paling awal ini. Mereka masih bisa mendengar ritme menggema yang dibuat ribuan tahun yang lalu.

Salah satu petroglif Gobustan yang paling terkenal diperkirakan menggambarkan penari yang menjadi bagian dalam tari tradisional Yalli Azerbaijan. Sajian tarian adalah penari membentuk lingkaran atau rantai sembari berpegangan tangan atau bahu.

Diperkirakan pula Gaval Dash digunakan untuk mengiringi sajian tarian Yalli ini di masa lampau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Travel
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com