Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Memasak Sambil Belajar Sains dalam Kelas Gastronomi Molekuler

Kompas.com - 08/04/2019, 16:03 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiba-tiba saja mangkuk pengaduk kue mengeluarkan asap putih saat diaduk. Semua orang terkesima, "Wuaaaah..." Lebih terkesima lagi, tak sampai 15 menit jadilah gelato cokelat yang terasa sedap di mangkuk pengaduk tersebut.

Itulah gambaran kelas gastronomi molekuler, membuat takjub para peserta kelas memasak. Berbeda dengan kelas memasak lainnya gastronomi molekuker lebih berfokus kepada perubahan bentuk yang dipicu oleh reaksi kimiawi bahan makanan.

"Molecular gastronomy singkatnya adalah memasak dengan science (sains)," kata koki Ronald Prasanto dalam acara Molecular Gastronomy x Duralex di Ramurasa Cooking Studio, Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Baca juga: Indonesia Ikut Promosi Wisata Gastronomi di Perancis

Ronald menjelaskan memasak dengan memadukan sains ini memiliki berbagai kelebihan. Pertama adalah proses memasak yang menarik dan dapat menjadi atraksi.

Selanjutnya ketika memasak bersama anak-anak, akan jadi lebih menyenangkan dan membuat anak dapat belajar banyak hal.

Es krim yang dibekukan dari nitrogen cari di Kelas Molecular Gastronomy x Duralex, Jumat (5/5/2019).Kompas.com/Silvita Agmasari Es krim yang dibekukan dari nitrogen cari di Kelas Molecular Gastronomy x Duralex, Jumat (5/5/2019).
Misalnya di kelas memasak Molecular Gatsronomy x Duralex, Ronald mengajarkan membuat berbagai sajian. Ada gelato yang dibuat ekspres dengan memanfaatkan penurunan suhu dari nitrogen cair.

Baca juga: Warga Perancis Serbu Rendang di Pameran Gastronomi Paris

Kemudian perubahan warna teh bunga telang dan membuatnya bersoda menggunakan biang es, serta membuat dragon breath dari biskuit yag direndam nitrogen cair, menyebabkan yang memakan biskuit mengeluarkan asap dari hidungnya.

"Untuk belajar molecular gastronomy yang paling penting tahu basic (dasar) memasak dan pengetahuan akan batasan-batasan. Misalnya jangan menelan biang es atau mengenakan nitrogen cair ke mata," kata Ronald.

Peserta menunjukkan dragon breath di Kelas Molecular Gastronomy x Duralex, Jumat (5/5/2019).Kompas.com/Silvita Agmasari Peserta menunjukkan dragon breath di Kelas Molecular Gastronomy x Duralex, Jumat (5/5/2019).
Ronald menjelaskan sebenarnya proses memasak biasa juga termasuk dalam sains. Karena adanya berbagai hantaran yang terjadi dalam proses memasak.

Ia sendiri tertarik mempelajari gastronomi molekuler lantaran kebiasaan suka menjahili teman-teman yang menyantap makanannya.

"Dengan memanfaatkan science juga kita bisa menggunakan bahan-bahan yang lebih murah untuk memasak daripada seharusnya," jelas Ronald.

Dua jam rasanya kurang untuk belajar gastronomi molekuler. Selain membuat takjub, jelas perubahan bentuk bahan makanan menjadi pembelajaran yang menyenangkan bahkan untuk orang dewasa sekalipun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com