Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jepang, Ada Larangan Makan Sambil Berjalan untuk Turis

Kompas.com - 10/05/2019, 10:09 WIB
Sherly Puspita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jepang atau dikenal dengan sebutan Negeri Matahari Terbit kiat diminati sebagai salah satu tujuan wisata di Asia Timur.

Terletak di Samudra Pasifik, Jepang menawarkan empat musim yang berbeda, situs sejarah yang tersusun dengan rapi, budaya yang kaya dan beragam cerita rakyat, kuliner khas yang melimpah, alam yang luas, landmark, serta yang paling utama adalah beragam kebiasaan baik masyarakatnya.

Kebiasaan baik masyarakat ini tercermin dalam beragam aturan baik yang tertulis maupun yang tak tertulis. Oleh sebab itu, sebelum berwisata ke Jepang, Anda perlu mempelajari beragam peraturan ini.

Baca juga: Kereta Peluru Bertema Mickey Mouse Hadir di Jepang

Aturan yang populer dan mungkin sudah Anda ketahui adalah larangan mengambil foto orang lain dengan sembarangan. Jika Anda mengambil foto tanpa meminta izin kepada orang yang bersangkutan, maka Anda akan dianggap ofensif dan melanggar hak privasi orang lain.

Di Jepang Anda juga harus menahan diri untuk tidak berbicara, bernyanyi, atau tertawa terlalu keras, sambil berjalan. Karena bagi orang Jepang hal tersebut dianggap tidak sopan.

Namun taukah Anda? Ada aturan lain yang patut Anda ketahui. Di Jepang Anda dilarang makan sambil berjalan.

Kyoto, JepangShutterstock Kyoto, Jepang

Makan sambil berjalan

Salah satu hal yang menjadi konsentrasi orang Jepang adalah mengenai kebersihan. Dengan kata lain, orang Jepang sangat membenci sampah. Oleh sebab itu sebagai pendatang, Anda dianjurkan untuk menghormatinya.

Inilah sebabnya beberapa tujuan wisata di negara ini sudah mulai meminta turis untuk berhenti makan sambil berjalan. Salah satu tempat tersebut adalah Pasar Nishiki, atau dikenal penduduk setempat sebagai dapur Kyoto.

Pasar ini menawarkan lebih dari 120 toko yang menjual kyasai atau semacam sayuran khas, ikan segar, atau sayuran acar, serta toko-toko yang menjual makanan yang mudah dimakan sambil berjalan-jalan di gang-gang  yang sempit dan ramai.

Baca juga: Musim Semi di Jepang, Waktu Terbaik Mengunjungi Aomori

Selain berpotensi menimbulkan sampah, ada alasan lain yang menjadi perhatian utama otoritas setempat. Beberapa camilan yang dilengkapi semacam tusuk sate dari tempat ini beresiko melukai orang lain apabila tak dibuang dengan benar.

Tak hanya itu, makan sambil berjalan di daerah ramai dikhawatirkan dapat mengotori pakaian orang lain yang tak sengaja menabraknya.

“Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, asosiasi telah meminta toko sejak Oktober lalu untuk menampilkan tanda-tanda yang mengatakan, 'Tidak makan sambil berjalan' dalam bahasa Jepang, Inggris, Cina dan Korea,” ujar otoritas setempat kepada The Japan Times.

Sebaliknya, pengunjung disarankan untuk memakan makanan mereka di toko tempat makanan itu dibeli.

"Kami ingin menjadikan jalan ini tempat di mana wisatawan dan penduduk dapat merasa nyaman," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com