Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Turis tak Boleh Makan Sambil Jalan di Jepang?

Kompas.com - 23/05/2019, 05:04 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Sumber CNN


JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Kamakura di Prefektur Kanagawa pada April 2019 resmi memberi himbauan kepada para turis untuk tidak makan sambil berjalan kaki.

Himbauan ini diberikan karena sampah kemasan dan sisa makanan yang dihasilkan turis menarik banyak hewan dan membuat warga lokal sibuk membersihkannya.

Komachi-dori, jalan dengan panjang 350 meter di Kamakura akan menjadi fokus himbauan untuk turis tidak makan di jalan. Sebab jalan ini merupakan salah satu jalan tersibuk, dengan banyak stand makanan lokal dan dilewati 50.000-60.000 orang setiap harinya.

Baca juga: Salah Satu Hutan Terindah di Dunia Ternyata ada di Jepang

Himbauan bagi para turis ini tidak memiliki ganjaran atau sanksi. Namun diharapkan dapat dipatuhi turis untuk menghormati warga lokal.

Terlebih dalam budaya Jepang, makan sambil berjalan atau melakukan aktivitas lain sebenarnya dianggap sebagai hal yang tidak sopan dan tidak menghormati makanan.

Budaya ini diperkirakan muncul sejak Perang Dunia II, kala warga Jepang kesulitan untuk mendapat makanan.

Bukan hanya Kamakura, di Jepang yang memberi himbauan dilarang makan sambil jalan bagi turis. Kota Firenze di Italia bahkan memberlakukan aturan dengan sanksi denda bagi turis yang makan di jalan atau di luar restoran.

Selain mengotori jalan, turis-turis ini dinilai menganggu aktivitas orang serta dapat mengotori berbagai situs bangunan bersejerah dan fasilitas umum. Denda yang diberikan sebesar 500 Euro atau setara Rp 8 juta bagi turis yang makan di jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com