Share this page

Kisah Batu “Peramal” Nasib Seseorang

Kompas.com - 24/May/2019 , 04:09 WIB

Kisah Batu “Peramal” Nasib Seseorang

KOMPAS.com - Berbicara soal sebuah mitos, biasanya tertuju pada sebuah sosok yang fenomenal. Namun, berbeda dengan mitos yang berkembang di Sumatera Barat, tepatnya di Nagari Balai Tabuh, Tanah Darat, Batusangkar, Padang.

Di Nagari (desa) ini ada mitos soal batu yang bisa meramal nasib seseorang. Batu ini dikenal masyarakat setempat denga nama; Batu Angkek-angkek.

Dalam bahasa Indonesia, Batu Angkek-angkek berarti batu angkat-angkat. Dinamakan demikian karena untuk melakukan ‘peramalan’, orang yang ingin mengetahui jawabannya harus mengangkat batu tersebut.

Konon, jika orang tersebut dengan mudah mengangkat batu ini ke pangkuannya, maka apa yang diinginkan orang tersebut akan mudah ia gapai.

Akan tetapi tidak semua orang bisa mengangkat batu tersebut. Bahkan, orang berotot kuat pun belum tentu mampu mengangkatnya.

Memang, batu ini bukanlah batuan biasa. Bahkan, berat batu ini pun hingga sekarang masih sering berubah-ubah.

Sebelum mengangkat batu, Alfi, seorang yang penjaga batu ini akan membimbing wisatawan untuk membaca beberapa bait doa. Menurut beliau, kalau hati dan niatnyabersih, maka batu ini akan mudah diangkat.

Batu ini kalau dilihat secara langsung mirip logam kuningan atau tembaga, berwarna kuning agak kecoklatan. Pada beberapa bagian terlihat mengelupas berwarna hitam.

Jika dilihat sekilas, bentuknya mirip punggung kura-kura. Bahkan, ada yang menyebut kalau batu Angkek-angkek ini mirip seperti Hajar-Aswad yang ada di Ka’bah.

Menurut cerita Alfi, generasi ketujuh penjaga batu ini, batu tersebut pertama kali ditemukan oleh Datuak Bandaro Kayo saat akan memasang tiang rumah.

Ceritanya, Datuk Bandaro Kayo adalah kepala suku kaum Piliang. Suatu hari, Datuk bermimpi didatangi Syech Ahmad. Dalam mimpinya Syech Ahmad berpesan kepada Datuk Bandaro Kayo mendirikan perkampungan yang sekarang bernama Kampung Palangan.

Saat pemancangan tonggak pertama terjadi hal di luar kebiasaan. Tiba-tiba saja saat itu terjadi gempa lokal.

Lalu disusul hujan dan panas selama 14 hari 14 malam. Akibat peristiwa itu, masyarakat lalu mengadakan musyawarah. Saat musyawarah, terdengar suara tak biasa berasal dari dalam lubang pemancangan tiang.

Suara tersebut mengatakan, kalau terdapat batu bernama 'Batu Pandapatan'. Suara itu juga berpesan agar batu itu dijaga baik-baik. Batu Pandapatan itu yang akhirnya dikenal dengan Batu Angkek-angkek ini.

Nah, jika Sobat Pesona penasaran dengan batu ramalan yang satu ini, bisa mengunjungi sebuah rumah gadang milik keturunan Datuak Bandaro Kayo di Nagari Tanjuang, Batusangkar, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar.

Tidak ada pungutan biaya untuk mengangkat batu tersebut. Namun, pengunjung bisa memberikan infak atau dana sukarela, atau bahkan membeli sebuah souvenir yang dijual di sana.

Baca juga artike seru lainnya tentang wisata di Padang berikut ini:

Perbedaan Nasi Kapau dan Nasi Padang

Kuliner Minang, Tak Hanya Rendang dan Nasi Padang

Berburu Oleh-Oleh Khas Padang di Christine Hakim Idea Park

Cerita dan sisi lain Indonesia bisa didapatkan juga melalui laman Pesona Indonesia.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya