Share this page

Pasar Terapung Lok Baintan, Roda Ekonomi Orang Banjar

Kompas.com - 13/Jun/2019 , 23:49 WIB

Pasar Terapung Lok Baintan, Roda Ekonomi Orang Banjar

KOMPAS.com - Ada 3 pasar terapung di Kalimatan Selatan, dan yang paling terkenal adalah Pasar Terapung Lok Baintan.

Lokasinya ada di sungai Martapura, Desa Lok Baintan, Kabupaten Banjar. Pasar Lok Baintan memiliki waktu operasional sejak setelah waktu sholat subuh hingga sekitar pukul 09.30 WITA.

Adapun pasar tersebut dapat dikunjungi dengan naik kelotok (perahu bermotor) yang memiliki kapasitas penumpang maksimal 15-20 orang.

Dari pusat kota Banjarmasin waktu tempuhnya sekitar 60 hingga 90 menit, tergantung kondisi arus sungai yang berbeda tiap musimnya.

Saat ini sudah ada akses melalui jalan darat untuk mencapai Lok Baintan dengan lama perjalanan yang relatif sama, namun wisatawan akan mendapatkan sensasi yang berbeda baik saat berangkat maupun saat pulang bila melewati jalur sungai.

Kitab Sabilal Muhtadin

Kegiatan jual-beli di pasar terapung lebih didominasi oleh emak-emak, atau dalam bahasa Banjar disebut acil-acil, walaupun ada juga pedagang maupun pembeli laki-laki.

Umumnya pedagang dan pembeli di pasar ini menggunakan jukung (perahu kecil), namun tidak sedikit penduduk sekitar pasar yang membeli dari pinggiran sungai saja. Barang yang diperdagangkan pun beragam.

Mulai dari hasil pertanian, hasil sungai, hingga kue-kue camilan yang juga laris manis dibeli wisatawan sebagai sarapan ringan di atas kelotok mereka.

Pasar Terapung Lok Baintan menerapkan akad saat transaksi jual beli.https://pesona.travel Pasar Terapung Lok Baintan menerapkan akad saat transaksi jual beli.

Transaksi antar pedagang pun tak jarang menggunakan sistem barter, atau tukar-menukar barang dengan barang, namun pada umumnya transaksi dilakukan dengan uang.

Ada yang menarik dalam budaya masyarakat Banjar dalam melakukan transaksi. Masyarakat Banjar adalah masyarakat yang taat beragama baik secara individu maupun kolektif.

Sejak masyarakat Banjar memeluk agama Islam, mereka diajarkan oleh pemuka agama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812 masehi) untuk melakukan akad jual-beli pada saat bertransaksi yang tertuang dalam kitabnya yang terkenal, Sabilal Muhtadin.

Pedagang akan menyebutkan kata “jual atau dijual” dan pembeli akan menyahut dengan kata “tukar atau ditukar” yang berarti membeli saat transaksi dilakukan. Inilah yang disebut akad.

Budaya yang melambangkan sah-nya transaksi perdagangan tersebut diturunkan secara turun-temurun dalam budaya masyarakat Banjar di mana saja.

Akad yang dahulu dilakukan di atas jukung, kini dilakukan pula di darat. Tidak usah heran dan bingung bila Sobat Pesona berkunjung ke Kalimantan Selatan akan menemukan aktivitas akad jual-beli tersebut saat melakukan transaksi apapun, karena pembeli tinggal menyebutkan tukar atau ditukar sesaat setelah transaksi.

Baca juga artikel seru lainnya tentang Kalimantan Berikut ini:

Nikmati Liburan Eksotis ke 6 Kampung Dayak Ini, Yuk!

Arung Jeram di Loksado, Memukau Sekaligus Menegangkan

Belanja Pagi Hari di Pasar Apung Martapura

Selain destinasi tersebut, Indonesia punya ragam destinasi yang tak kalah menarik lainnya. Telusuri informasinya lewat Pesona Indonesia.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya