Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Zaman Perang, Sambal Digunakan untuk Doping dan Vitamin Para Tentara

Kompas.com - 16/06/2019, 18:09 WIB
Sherly Puspita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat ini cabai menjadi bahan penghasil pedas paling populer di Indonesia. Cabai biasanya dinikmati dengan berbagai macam gorengan, dicampurkan ke dalam masakan, hingga diolah dengan bahan lain menjadi sambal.

Namun taukah kamu? Pada zaman perang, cabai tak hanya digunakan sebagai pelengkap makanan. Sejarawan Kuliner Fadly Rahman mengatakan, pada masa lalu cabai juga digunakan para tentara sebagai doping dan pengganti vitamin.

Adapun doping merujuk pada penggunaan obat peningkat performa dan stamina tubuh.

“Pada saat itu sambal dipakai sebagai penyemangat atau penggugah selera. Kemudian dikenal sambal serdadu. Sambal serdadu itu sambal yang dipakai tentara-tentara yang di medan tempur. Jadi mereka di dalam ransum mereka membawa sambel dan juga cabai rawit untuk membuat mereka tetap melek dan semangat,” ujar Fadly saat dihubungi KompasTravel.

Baca juga: Mengenal Cabya, Nenek Moyang Cabai di Nusantara

Fadly mengatakan, pada kondisi-kondisi darurat  para tentara akan memakan cabai begitu saja. Namun yang lebih populer adalah konsumsi cabai dengan cara dihaluskan terlebih dahulu menjadi sambal.

Fadly mengatakan, secara ilmiah penggnaan cabai sebagai vitamin dan doping dapat dibenarkan.

ilustrasi cabaishutterstock ilustrasi cabai

“Itu dibikin sambal atau cabe rawit dimakan agar tidak capek dan ngantuk. Kalau sekarang kita pakai vitamin dan suplemen, dulu mereka menggunakan cabai supaya mata mereka tetap melek, semangat dan selalu bersemangat. Karena zat kapsaisin pada cabai memang bisa memancing gairah, titak hanya makan tapi juga semangat,” papar Fadly.

Namun lambat laun cara ini mulai ditinggalkan seiring dengan berbagai penemuan vitamin dan obat doping dengan bentuk lebih praktis dan mudah dikonsumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com