Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjungan Foto ala Luar Negeri di Bali Tuai Pro dan Kontra Netizen

Kompas.com - 20/06/2019, 14:08 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah thread (cuitan bersambung di Twitter) yang dimulai oleh netizen bernama Robbie @thenampale menuai pro kontra di kalangan netizen. Robbie menyorot maraknya anjungan untuk berfoto di Bali yang bertemakan bangunan luar negeri. Seperti kincir angin ala Desa Kinderdijk, Belanda atau deretan Torii ala Fushimi Inari, Kyoto.

"Semakin ke sini semakin banyak ruang-ruang publik di Bali memunculkan ikon ikon yang jauh dari Identitas Bali, asumsi gue seh ini tujuannya IG feed's purposes, tapi ini gejala buruk buat edukasi dan penghargaan atas budaya orang-orang sebelum kita," tulis Robbie di akun Twitternya.

Twittnya ini di retweet lebih dari 10.000 kali dan disukai lebih dari 8.000 penggunan Twitter lain.

Robbie menyebutkan dengan banyaknya anjungan foto ala luar negeri akan membuat Bali sulit dibedakan dengan banyak taman dari kota di luar Bali. Ia juga mengatakan sebenarnya tak apa dengan anjungan foto bertema luar negeri, tetapi akan lebih baik jika digabung dalam satu taman bermain bertema khusus.

"Benar kata teman gue Mas Kholik, Bali belakangan selain haus like juga kelihatan ga pede. Padahal ini cultural destinastion kekawan, budaya Bali ini yang bikin orang ngiler datang kemari. Jangan krane banyak demand dan ngelihat selebgram posting lagi maenan ayunan dapat 10k like langsung ramai-ramai bikin ayunan dimana-mana," tulis Robbie.

Baca juga: Nenek Moyang Sambal Nusantara Ada di Bali

Robbie juga mengungkapkan kegelisahannya lantaran media online yang justru mempromosikan wisata anjungan foto alih alih mengedukasi.

"Di mata gue ini seh sabotase dan secara sadar kita ngereduksi produk budaya kita cuma demi tujuan pendek doang," tulis Robbie.

Padhal ia menjelaskan di kota kota besar luar negeri, budaya lokal dijunjung tinggi dengan merawat hasil dan nilai budaya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Karangasem rasa Jepang #tamanjinjaBali # karangasem

A post shared by Catrini Ari (@catriniari) on Jun 16, 2019 at 7:09am PDT

"Sangat berharap kesadaran seperti ini tumbuh justru dari agent of change anak-anak muda yang ga berhenti cari tahu sejarah pulau dan produk budayanya. Ayoklah biar Bali ga setback kayak banyak kota di luar sono yang udah terlanjur katrok," tulis Robbie.

Banyak netizen yang mendukung pernyataan Robbie contohnya Gusti Elang Raya @gustiarya_ yang menulis, "This is so typical Indonesian. Maksa menjadi sesuatu yang bukan dirinya. Krisis identitas. Di Industri agraris pun seperti itu sampai kita terus impor bahan-bahan yang bisa diproduksi sendiri."

Ada juga @danisahman yang menulis, "Sama halnya dengan saat trip Kuningan, Majalengka, juga di Jogja! Dikasih instalasi yang mirip cuma buat Instagram feeds ego, kemudian tulisan-tulisan menyebalkan. Hilang semua kesan otentik dan alaminya,"

Komentar menarik dilontarkan oleh akun @DewaDewadwipa28 BA-LI (Banyak-Liburan). Ia menanggapi tidak semua wilayah di Bali dianugrahi alam seperti Ubud, pantai seperti Kuta dan Seminyak.

Baca juga: Selain Destinasi Wisata, Jajal Juga Top 5 Kuliner di Bali Ini

Baginya wajar ketika desa adat atau banjar di Bali membuat ikon-ikon baru sebagai alternatif obyek wisata, dan kreativitas mereka yang patut dilihat.

"Jika budaya kita tereduksi harusnya sudah dari jauh jauh hari bli, gak usah khawatir lah. Selama masih ada desa adat di Bali, budaya kota yang adiluhung akan selalu ajeg (kokoh). Ini murni bsinis dan bisa dilihat wisatawan yang datang kebanyakan lokal.

Ada banyak cara untuk ajegakan budaya Bali, ruh budaya sebenarnya dari masyarakat Bali sendiri, kita tanamkan dari kecil anak-anak kita belajar budaya Bali. Itu jauh lebih bagus dari sekedar bangunan budaya, karena bangunan budaya bisa hancur oleh zaman," tulis @DewaDewadwipa28.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com