Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Baluk, Peninggalan Portugis di Sikka yang Tak Pernah Kering

Kompas.com - 01/07/2019, 09:10 WIB
Nansianus Taris,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Sabtu (15/6/2019), saya bersama 3 rekan jurnalis dari Maumere memilih berakhir pekan dengan mengeksplor keindahan pantai selatan di Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Setelah menyaksikan jejak bangsa Portugis di Pantai Bola, kami mampir ke sumur Baluk yang letaknya sekitar 20 meter dari pantai selatan, tepatnya di Desa Ipir, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka.

Menuju sumur Baluk itu, kami diarahkan salah seorang warga desa Ipir bernama Martinus Redemtus.

Baca juga: Mengenal Watu Krus, Jejak Pertama Bangsa Portugis di Sikka Flores

Berada di pinggir jalan Maumere-Bola, sumur tua itu tampak ramai dipenuhi warga yang menimba air untuk minum dan mencuci pakaian.

"Ini sumur tua peninggalan Portugis pada ratusan tahun lalu. Sebelum ada air PAM dan sumur lain, ini satu-satunya sumber air bagi warga Bola dan sekitarnya," ungkap Martinus kepada Kompas.com di sekitar Sumur Baluk, Sabtu (15/6/2019).

Baca juga: Sejarah Logu Senhor, Tradisi Portugis yang Bersemayam di Sikka Flores

Ia menuturkan, sampai saat ini, persediaan air di sumur Baluk itu selalu ada. Bahkan di musim kemarau sekali pun.

"Ini berkah bagi kami warga di sini. Saya tidak tahu dulu, warga minum apa kalau bangsa Portugis tidak datang dan menggali sumur ini," tutur Martinus.

Warga Desa Ipir, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menimba air di sumur Baluk, Sabtu (15/6/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Warga Desa Ipir, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menimba air di sumur Baluk, Sabtu (15/6/2019).
Usai berbincang, Martinus mengajak kami menemui sesepuh di desa itu yang memahami sejarah tentang sumur Baluk.

"Kita pergi bertemu ibu Maria Adolorota. Beliau yang paham dengan sejarah sumur tua ini. Ia sekarang ada di pondok santai Watu Krus. Tidak jauh dari sini. Mari kita ke sana," ajak Martinus.

Baca juga: Oecusse, Tempat Mendarat Bangsa Portugis di Pulau Timor

Kami pun bergegas menuju pondok santai Watu Krus yang letaknya sekitar 300 meter dari jalan raya Maumere-Bola. Di pondok santai itu kami berbincang tanya tentang sumur Baluk dengan Maria Adolorota.

Maria menuturkan, Baluk merupakan nama seorang warga Bola. Nama lengkapnya Moan Baluk. Moan Baluk adalah warga pertama yang bertemu dengan bangsa Portugis saat tiba di pantai Bola. Saat itu ia sedang mencari ikan dan kerang.

Baca juga: Kamu Tahu Soka Papak? Ini Tarian untuk Menyambut Tamu di Sikka Flores

"Ini yang membuat warga dan bangsa Portugis menamai sumur ini Sumur Baluk atau air baluk," tutur Maria.

Ia mengisahkan, Sumur Baluk itu dibuat sekitar tahun 1600-an. Saat itu Pater Dominikus, pastor dari Portugis dengan tongkatnya mencari air di wilayah Bola.

Maria Adolorota menuturkan sejarah sumur Baluk dan Watu Krus (Batu Salib) di Pantai Bola, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/6/2019). Watu Krus (Batu Salib) merupakan jejak peninggalan bangsa Portugis di Pantai Bola. KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Maria Adolorota menuturkan sejarah sumur Baluk dan Watu Krus (Batu Salib) di Pantai Bola, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/6/2019). Watu Krus (Batu Salib) merupakan jejak peninggalan bangsa Portugis di Pantai Bola.
Saat tiba di Sumur Baluk yang sampai saat ini tetap ada, Pater Dominikus menancapkan kayu di tangannya ke tanah dan akhirnya ada air keluar.

"Mereka coba minum, ternyata airnya tawar. Mereka lalu lanjut menggali sumur. Warga sangat senang. Sebelum gali sumur itu, mereka membaca pantun (sora)," kisah Maria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com