Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Ontoloe, Tempat Para Komodo akan Kembali Pulang

Kompas.com - 12/07/2019, 20:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Para komodo akan kembali pulang usai terancam berpindah kewarganegaraan.

Ya, enam Komodo yang gagal diselundupkan ke luar negeri akan kembali pulang ke ‘rumah’. Adalah Pulau Ontoloe, yang disebut sebagai tempat asli habitat mereka.

"Awalnya, kita belum mengetahui habitat aslinya dimana, tapi setelah pengkajian dan penelitian oleh LIPI Biologi Jakarta kerjasama dengan WCS Jakarta, dan KSP Jakarta, diketahui bahwa komodo ini berasal dari Flores, tapi tidak dari Pulau Komodo. Di antara Pulau Flores ini ada Pulau Ontoloe yang mana komodo bisa nyaman di sana," kata Timbul Batubara Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT seperti dikutip Kompas.com  Kamis (11/7/2019)

Baca juga: Bukan dari Pulau Komodo, Ini Habitat Komodo yang Gagal Diselundupkan

Sebelumnya diberitakan, Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Polda Jawa Timur mengungkap jaringan perdagangan satwa liar yang menyelundupkan 41 ekor komodo ke luar negeri.

Nama Pulau Ontoloe mungkin tak sefamiliar Pulau Komodo maupun pulau-pulau lain yang masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Komodo. Namun di tempat ini, komodo juga bisa ditemukan.

“Banyak orang yang tidak tahu bahwa Komodo juga terdapat di daratan Flores” jelas Wiratno Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno melalui siaran pers ke Kompas.com, Rabu (3/4/2019). 

Mengenal Pulau Ontoloe

Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Pulau Ontoloe, masuk ke dalam kawasan 17 Pulau Riung, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur. Taman Wisata alam 17 Riung memiliki luas sekitar 9.900 hektare.

Pulau Ontole merupakan pulau terbesar diantara 17 pulau lain, dengan luas sekitar 660 hektare. Kawasan ini dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur

Melansir dari Kompas.com (31/07/2018) keberadaan komodo di pulau ini tampaknya harus bertarung dengan alam yang minim stok pakan agar tetap bertahan hidup dan berkembang biak.

Diperlukan konservasi dan perlindungan yang amat serius dari pemerintah agar keberlangsungan dan keberlanjutan dari binatang langka ini tetap terjaga dengan baik.

Di tempat ini hidup dan sebagai tempat sarang dari ribuan kalong di dahan-dahan pohon mangrove.

Selain itu, kalong ini juga sebagai pakan komodo selain binatang-binatang liar lainnya seperti babi hutan, rusa dan monyet ekor panjang.

Dalam  membantu komodo betina menetas dan menyimpan telurnya adalah sarang burung wontong. Sarang burung wontong sangat cocok untuk komodo betina menyembunyikan telurnya agar komodo jantan tidak memakannya.

Komodo betina sangat pandai membuat kamuflase di dalam lubang sarang wontong agar jejak dan keberadaan telurnya tidak diketahui oleh komodo jantan.

Bahkan, komodo betina menjaganya selama telur berada di dalam sarang burung wontong. Keberlangsungan binatang komodo berkembang biak tergantung konservasi burung wontong. 

Gregorius Afioma, pemerhati komodo kepada Kompas.com, Senin (23/7/2018) pernah mengatakan, pemerintah belum memperhatikan dengan baik keberadaan komodo flores yang tersebar di Pulau Flores.

Saat ditanya dengan adanya temuan komodo di daratan Pulau Flores, apakah pemerintah perlu mengusulkan ke PBB agar kawasan darat Pulau Flores ditetapkan menjadi world heritage site, Afioma menjelaskan, daratan Flores belum bisa ditetapkan menjadi world heritage site, hanya karena keberadaan binatang Komodo di kawasan itu.

Menurut Afioma, yang diperlukan adalah perlindungan dan penjagaan serta pengelolaan kawasan tempat tinggal binatang langka tersebut. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com